Khazanah Islam di Eropa
Oleh: Moh. Tamimi
Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis: Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit: Gramedia
Cetakan: xviii, 2015
Tebal: 392 halaman
ISBN: 978-979-22-7274-1
Bicara Eropa, mungkin yang terlintas di benak kita adalah benua yang bergelimang tekhnologi, benua yang memproduksi mesin-mesin canggih. Pedaban yang sangat maju dan menjadi kiblat dunia dalam peradaban.
Padahal, kalau kita telusuri lebih lanjut, sebelum peradaban Eropa seperti sekarang, peradaban Islam di Eropa dahulu sudah maju dan beradab. Mulai dari Kekhalifahan Dinasti Umayyah di Andalusia - Turki Usmani di Turki.
Novel ini merupakan rekam jejak peninggalan-peninggalan Islam di Benua Eropa. Bicara masalah Islam, tidak akan lepas dengan benua yang satu ini. Benua yang menyimpan khazanah keislaman yang sangat banyak. Akan tetapi, semenjak keruntuhan Turki Usmani, semua berbalik arah.
Islam seakan lenyap dari peta Eropa, yang ada hanyalah kekuatan kapital, sekuler, imperialis dan saudara-saudara kandungnya. Peradaban Islam benar-benar terlupakan. Malah, sekarang ada semacam phobia terhadap Islam.
Peradaban bangsa yang maju, cenderung ditiru oleh peradaban bangsa yang masih berkembang. Banyak pemuda melukis simbol, menulis huruf dan kata-kata yang terkadang tidak tau terhadap arti simbol dan kata-kata tersebut.
Hal ini, juga terjadi pada saat peradaban Islam masih gemilang, dulu.
Terdapat sebuah lukisan Bunda Maryam di sebuah museum di Istambul. Dalam lukisan itu, Bunda Maryam mengenakan Kerudung sambil menggendong Al-Masih. Akan tetapi, yang menjadi unik dari lukisan itu adalah terdapat tulisan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallahu di pinggiran kerudung Siti Maryam. (Hlm. 165)
Di Museun paris juga terdapat piring kuno dari masa kejayaan Islam yang bertuliskan huruf Kufic yaitu Al-'ilmu murrun syadidun fil bidayah. Wa ahla minal 'ajali din nihayah (Ilmu Pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya). (Hlm. 154-155)
Betapa indah kata-kata itu, menginspirasi. Akan tetapi, kita seakan hanya sekedar tahu bahwa di sana terdapat begitu banyak kata mutiara yang berasal dari ruh Islam. Agama Islam sendiri seolah termarginalkan dari masyarakat Paris. Paris yang Indah itu, bukan hanya sekedar Menara Eiffel yang menjulang tinggi, tetapu banyak keindahan yang tersimpan yang kurang banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Averroes/Ibnu Rushdi, tokoh filsuf Islam yang disegani di Barat, mempunyai doktrin: the double truth doctrine (dua kebenaran yang tak terpisahkan antara agama dan ilmu). Filsuf yang satu ini, patungnya dapat ditemui di berbagai tempat di Eropa karena peranannya yang sangat besar terhadap peradaban Eropa. Namun, sungguh disayangkan ketika salah satu pemikirannya yang sangat luhur itu harus dilupakan.
Jangan sangka, Eropa yang sekarang itu tidak menyimpan khazanah Islam dan tidak menyimpan peninggalan-peninggalan Islam dari jaman kejayaan Islam dahulu kala sebagai bukti bahwa Islam pernah berjaya di langit Eropa. Novel ini menjadi saksinya.
Penulis adalah mahasiswa Instika, Guluk-guluk, Sumenep, Madura
Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis: Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit: Gramedia
Cetakan: xviii, 2015
Tebal: 392 halaman
ISBN: 978-979-22-7274-1
Bicara Eropa, mungkin yang terlintas di benak kita adalah benua yang bergelimang tekhnologi, benua yang memproduksi mesin-mesin canggih. Pedaban yang sangat maju dan menjadi kiblat dunia dalam peradaban.
Padahal, kalau kita telusuri lebih lanjut, sebelum peradaban Eropa seperti sekarang, peradaban Islam di Eropa dahulu sudah maju dan beradab. Mulai dari Kekhalifahan Dinasti Umayyah di Andalusia - Turki Usmani di Turki.
Novel ini merupakan rekam jejak peninggalan-peninggalan Islam di Benua Eropa. Bicara masalah Islam, tidak akan lepas dengan benua yang satu ini. Benua yang menyimpan khazanah keislaman yang sangat banyak. Akan tetapi, semenjak keruntuhan Turki Usmani, semua berbalik arah.
Islam seakan lenyap dari peta Eropa, yang ada hanyalah kekuatan kapital, sekuler, imperialis dan saudara-saudara kandungnya. Peradaban Islam benar-benar terlupakan. Malah, sekarang ada semacam phobia terhadap Islam.
Peradaban bangsa yang maju, cenderung ditiru oleh peradaban bangsa yang masih berkembang. Banyak pemuda melukis simbol, menulis huruf dan kata-kata yang terkadang tidak tau terhadap arti simbol dan kata-kata tersebut.
Hal ini, juga terjadi pada saat peradaban Islam masih gemilang, dulu.
Terdapat sebuah lukisan Bunda Maryam di sebuah museum di Istambul. Dalam lukisan itu, Bunda Maryam mengenakan Kerudung sambil menggendong Al-Masih. Akan tetapi, yang menjadi unik dari lukisan itu adalah terdapat tulisan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallahu di pinggiran kerudung Siti Maryam. (Hlm. 165)
Di Museun paris juga terdapat piring kuno dari masa kejayaan Islam yang bertuliskan huruf Kufic yaitu Al-'ilmu murrun syadidun fil bidayah. Wa ahla minal 'ajali din nihayah (Ilmu Pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya). (Hlm. 154-155)
Betapa indah kata-kata itu, menginspirasi. Akan tetapi, kita seakan hanya sekedar tahu bahwa di sana terdapat begitu banyak kata mutiara yang berasal dari ruh Islam. Agama Islam sendiri seolah termarginalkan dari masyarakat Paris. Paris yang Indah itu, bukan hanya sekedar Menara Eiffel yang menjulang tinggi, tetapu banyak keindahan yang tersimpan yang kurang banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Averroes/Ibnu Rushdi, tokoh filsuf Islam yang disegani di Barat, mempunyai doktrin: the double truth doctrine (dua kebenaran yang tak terpisahkan antara agama dan ilmu). Filsuf yang satu ini, patungnya dapat ditemui di berbagai tempat di Eropa karena peranannya yang sangat besar terhadap peradaban Eropa. Namun, sungguh disayangkan ketika salah satu pemikirannya yang sangat luhur itu harus dilupakan.
Jangan sangka, Eropa yang sekarang itu tidak menyimpan khazanah Islam dan tidak menyimpan peninggalan-peninggalan Islam dari jaman kejayaan Islam dahulu kala sebagai bukti bahwa Islam pernah berjaya di langit Eropa. Novel ini menjadi saksinya.
Penulis adalah mahasiswa Instika, Guluk-guluk, Sumenep, Madura
Komentar
Posting Komentar