Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Puisi Alam

Pohon Burung berkicau indah O2  bertebar segar H2O mengalir deras Keindahan, nyanyian alam tak ternilai Kesegaran, degup jantung kita Riuk, mata air kehidupan Tempat persinggahan ranting pohon Fotosintesis melalui stopma daun Penyerapan melalui akan pohon Pohon : mari kita jaga, lestarikan dan lindungi Sumenep, 30-10-2015 Permai Jika ingin mendengar kicau burung Tanam satu pohon untuk bersarang Sumenep, 08-10-2015

Kamu, Semoga!

Oleh: Moh. Tamimi* "Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan." Hanya kata itu yang selalu mengiringi hari-hariku. Sepi, gundah, luka, duka, menyatu dalam diriku. Menyelinap masuk ke dalam diriku dan tak menemukan jalan keluar. Kesepian akan cinta membuatku seakan jauh dari kata bahagia. Meskipun aku yakin dan akan selalu yakin bahwa kebahagiaan sejati telah menungguku di masa depan, tak tahu kapan, beriringan dengan takdir Tuhan. Selalu kuingat, setiap langkah bersamanya, kekasihku yang telah berlalu. Senyumnya, manjanya, cemburunya, perhatiannya, tak pernah lepas dari memori ingatanku. Aku dan dirinya saling mencinta walaupun sering bertengkar remeh saat bersama hanya karena obsesi untuk terus memiliki dan rasa cemburu yang terus membuntuti. Sekarang, kita tak lagi mampu membantah. Ketika kekuasaan berkata lain atas diri kita. Hanya air mata yang mampu kujawabkan. Gemerlap dunia telah membutakan mata ibunya. Dia dipaksa menikah dengan seorang lak...

Sajak-Sajak tentang Madura

Carok dan Budaya Pak, aku tidak mengerti mengapa carok dikatakan kekerasan, padahal carok adalah sebuah pertanggung jawaban. Istriku digoda, kuberani carok. Hartaku dirampas, kuberani carok. Harga diriku dilecehkan, kuberani carok. Agamaku dihina, kuberani carok. Aku berani berbuat dan berani bertanggung jawab. Pak, aku tidak mengerti kenapa orang Madura ditakuti dan dikatakan keras, hanya karena berpakaian hitam, berkaos merah putih dan berikat kepala batik. Aku disuruh melestarikan budaya, ya begitu budayaku, celurit senjataku. Aku cinta negeriku, maka aku bela negeriku. Aku sayang tanah airku, maka aku lestarikan budayaku. Sumenep, 15-12-15 Penyair Madura D. Zawawi Imron Menebas masa Melukai asa Dengan Celurit Emas Abdul Hadi WM. Mencari Tuhan Mengenali Hakikat Melalui Sastra Sufistik M. Faizi Memaknai kata Merajut cinta Bersama Permaisuri Malamnya Sofyan RH. Zaid Menghadang kenistaan Menggalang kebijaksanaan Berbekal Pagar Kenabian Dari Madura Tergor...

Deru Laut dan Gerak Ikan

Oleh: Moh. Tamimi* Laut seumpama laki-laki yang kerap kali mengungkapkan kegelisahannya lewat kata-kata. Sedangkan ikan-ikan di laut, di dasar laut sekali pun, seumpama perempuan yang selalu ingin dimengerti tanpa harus berkata, cukup dengan gerak simbol keinginan untuk diperhatikan lebih seksama. Apa guna laut tanpa ikan-ikan di dalamnya. Apa daya para ikan ketika laut tak lagi tenang, penuh gelombang bergulung dengan garang. Ah, seandainya aku punya kuasa menenangkan laut dan memberikan perhatian lebih terhadap penghuninya itu, maka akan aku laksanakan semua itu sebaik mungkin. Kasihan laut dan para ikan yang bersahaja itu, sekian lama mereka kurang mendapat perhatian, mau dibilang didiskriminasikan saya takut salah persepsi. Tiga puluh tahun lebih mereka kurang berdaya, kalah kepada pasukan darat yang gagah perkasa, padahal mereka adalah mayoritas di wilayah Indonesia. Penghuni laut, kerap kali menangis tersedu-sedu karena sanak familinya kerap kali diculik tetangga s...

Tetes Keringat

Oleh: Moh. Tamimi “Tomi, besok pagi kamu ikut saya masang pupuk Urea ke Jagung ya. Hitung-hitung biar kamu belajar dan tau cara masang pupuk”. Aku menyanggupi saja permintaan ibuku. Dalam pikiranku itu pekerjaan mudah. Sehingga, dengan tanpa beban di kepala aku menyanggupinya. Tak ada kabut dalam pikiranku. Aktifitasku sehari-hari hanyalah sekolah. Sepulang sekolah aku bermain ke rumah temanku dengan sepeda ontelku. Kukayuh pedal sepeda menyusuri jalan-jalan sempit. Sesekali aku hanya tertawa aku hanya tertawa ria dengan teman-temanku ketika bersepeda bersama di jalan. Ketika aku disuruh belajar oleh ibuku, aku selalu membalas titahnya dengan kalimat andalanku “Bermain itu penting” aku selalu berkata begitu karena aku selalu teringat judul tulisan pelajaran di sekolah yang berjudul “Bermain Sambil Belajar” ketika masih kelas 2 SD. Namun, tetap terus tergiang di kepalaku sampai saat ini, saat aku duduk di bangku SMA. Pagi itu, saatnya aku membantu orang tuaku dengan tetap beranggap...

Islam: Santun dan Toleran (Menelaah Kembali Dalil-Dalil yang Sering Disalahgunakan)

Islam sebagai agama paripurna tentu saja bukan hanya sekedar omong kosong. Akan tetapi, sarat dengan dalil-dalil yang dapat dibuktikan kebenerannya dalam al-Quran dan hadis. Islam sebagai agama rahmatal lil alamiin  pula, bukan sekedar jargon tanpa lakon. Islam yang seharusnya dan yang sepatasya telah diselewengkan oleh kelompok radikal. Sehingga, tidak jarang Islam dicap sebagai agama teroris, keras, beringas dan lain sesamanya . Padahal demikian, Islam datang untuk membangun kehidupan berperadaban, bukan untuk menebar kenistaan. Nabi Muhammad diutus untuk menyepurnakan akhlak manusia. Hal ini terbukti degan sebuah hadits riwayat Abu Hurairah yang berbunyi:Sesungguhya aku diutus (tiada lain, kecuali) untuk meyepurnakan akhlak. Bukan malah untuk perang dan kekuasaan. Konsep Islam dalam menyapaikan dakwah pun sangat santun dan sistematis serta disesuaikan objek dakwah. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat an Nahl ayat 125 yang  menerangkan metode dakwah yait...

Niat

Oleh: Moh. Tamimi* Pagi itu, Fajar seolah banyak pikiran membebani. Rumah tangganya yang baru beberapa pekan berjalan mengalami cobaan. Kebutuhan rumah tangga yang mendesak mengharuskan Fajar memeras otak sebelum memeras keringat. Pasangan muda itu kebingungan. Kemana hendak memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tidak mempunyai pekerjaan tetap untuk membiayai kebutuhan hidup mereka. Bumi terasa sempit, angin terasa terus menghantam. Saat itu, bagi Fajar tak ada keindahan alam yang mampu menyegarkan kepalanya. Padahal, ia tinggal tidak jauh dari hutan. "Aku tahu!" Fajar spontan terperanjat. Istrinya tidak kalah kaget dengan perilaku sontak suaminya. "Ada apa kang?" Tanya istri Fajar. "Aku sudah menemukan jalan keluar mengatasi perekonomian kita," jawab Fajar. "Bukankah negara kita terkenal dengan Gemah Ripah Loh Jinawi? Dan alam ini telah menyediakan kebutuhan kita!" "Maksud kakang?" Istrinya kebingungan. "Sudahlah, kamu tenang...

Literasi; dari al-Quran sampai Koran Kubaca

Oleh Moh. Tamimi Menjadi seorang penulis tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak cukup hanya berangan-angan, sebab menulis itu butuh kemauan dan tekad yang kuat. Tanpa adanya kemauan kuat untuk menekuni menulis, maka tak mungkin predikit menulis itu sandang. Sehingga tak salah jika ada yang mengatakan bahwa menulis itu bukan bakat, tapi tekad. Namun demikian, tekad saja tidak cukup untuk menjadi seorang penulis, perlu adanya usaha-usaha cerdas, usaha tersebut tidak lain membaca, lalu menulis, menulis dan begitulah seturusnya. Membaca dan menulis adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Ditambah lagi, membaca memberikan pelajaran sebelum bertindak bukan memberikan pelajaran setelah bertindak. Sedangkan menulis, memberikan pengajaran bertindak. Membaca, tidak boleh lepas dari kehidupan. Sebab tak mungkin ada peradaba literasi jika kita tidak membaca. Sebab akal dan hati, sama-sama membutuhkan nutrisi cukup, dalam hal ini adalah membaca. Untuk mensuplai hati dalam memb...

Tragedi Carok

Oleh: Moh. Tamimi Sakera mengangkat celurit ke langit biru, ingin memecahkan pembuluh darah belanda sang pengganggu. Harga diri bangsa, harga diri negara,  dan harga diri keluarga, dilindungi sampai titik darah penghabisan. Bhangu' pote tolang katembhang pote mata, prinsipnya dan prinsip orang-orang madura. Carok sebagai pembelaan, dipelintir menjadi kekerasan. Carok sebagai keperkasaan, ditelikung menjadi kecongkakan. Kawan, tak pernahkah engkau melihat celurit bersimbah darah menjunjung langit? Tak pernahkah engkau tanya kenapa ia berani menyimbahi kilaunya? Tak pernahkah kau tanya kawan? Sang pecarok berjanji di suatu tempat, menununtaskan sebuah dendam di ujung celurit karena sebuah martabat. Takkan takut mati demi segala yang berarti. Ronde selanjutnya, lihatlah matanya! Kanan atau kiri yang terbuka. Kalau kanan, tak ada rondo selanjutnya, dendam sudah selesai. Kalau kiri, masih ada dendam yang tersisa. Bersiaplah untuk ronde selanjutnya. Sekarang, lihatlah kawan! Sang...

Rekam Jejak Pengislaman Jawa

Oleh: Moh. Tamimi Judul: Mengislamkan Jawa Penulis: M. C. Ricklefs Penerbit: Serambi, 2013 Proses islamisasi di tanah Jawa takkan habis dibahas sampai kapanpun kecuali jika pulau tersebut hilang dari peta dunia. M. C. Ricklefs membahas proses Islamisasi itu  semenjak tahun 1930-sekarang. Akan tetapi, yang dimaksud sekarang adalah ketika buku itu selesai ditulis. Masyarat Jawa, mengalami depresi besar atas Penjajah Belanda karena tiga misi utama penjajah tersebut: Gold, Gospel, Glory. Islam di hati rakyat Jawa sangat melekat. Hal ini, menurut laporan Sir Thomas Stanfod Raflesh, mengatakan, bahwa tidak ada desa di tanah Jawa kecuali di desa tersebut ada tempat beribadah (langgar). Seorang Gubernur Jawa, ketika diajak memeluk Kristen,  ia mengatakan "Saya lebih baik bertuhan satu dan beristri empat daripada beristri satu bertuhan tiga." Pasca 1900, secara garis besar keislaman di Jawa terpecah menjadi dua: Tradisionalis dan Modernis. Modernis teroraginisir lewat Muh...

Persoalan Radikalisme pada Generasi Muda dalam Dunia Pendidikan

Oleh: Moh. Tamimi* Pada tahun sekitar 70-an pendidikan Indonesia (bisa dikatakan) mencapai puncaknya. Terbukti, banyak pelajar mancanegara belajar kepada bangsa Indonesia dan terbukti pula pada waktu itu itu yang menjadi sorotan dunia Internasional. Seperti Moh. Al-Alattas yang dijuluki macan Asia karena kevokalannya berdiplomasi di ranah Internasional terutama saat dalam forum PBB. Namun ironisnya, pendidikan Indonesia saat ini terkesan acak-acakan atau memang benar acak-acakan. Bagaimana mungkin saya tidak mau bilang begitu, jika dilihat secara kasat mata, pelajar yang berprestasi dengan belajar yang tidak berprestasi lebih banyak pelajar yang 'tidak berprestasi' walaupun disisi lain prestasi pelajar Indonesia sungguh membanggakan karena mampu memenangkan event-event Internasional dalam bidang tertentu. Sungguh lebih mengerikan lagi, jika kita melihat dan mendengar pelajar antar sekolah di Indonesia banyak yang tawuran sebagaimana kasus-kasus yang tidak perlu saya ...

Aliran Muktazilah

Gambar
BAB I:  Pendahuluan aliran muktazilah A. Latar Belakang Masalah Dalam kekacauan dan kesemrawutan yang terjadi menjelang akhir zaman Khulafaur Rasyidin, bangkitlah sekelompok ahli pikir yang berpendirian tegas dan bertekad menyelamatkan Islam dari kehancurannya.  Untuk mengoreksi situasi yang menyedihkan itu, merek berusaha menggunakan akal dan asas-asas rasional. Kerenanya, mereka digelari sebagai ahli pikir pertama yang menggunakan pemikiran secara kritis dan sistematis (filosofis) dalam dunia Islam. Sebab, mereka dianggap golongan awal yang membahas agama dengan memakai teori-teori filsafat secara mendalam. Berdasar perkembangannya, golongan ini yang kemudian dikenal dengan sebutan Muktazilah. Salah satu dari sekian banyak golongan theologi Islam B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah asal-usul kemunculan Muktazilah? 2. Bagaimanakah ajaran teologi Mukt...