Bagaimana Kabarmu di Malang?
Hai, beb. Bagaiamana kabarmu di Malang? Sejak satu minggu terakhir saya menyibukkan diri untuk liputan, seolah sudah tak ada waktu lagi untuk menulis surat untukmu. Aku sengaja melakukan itu. Alasannya, aku tak begitu mengerti. Besok, Senin (27/01/2020), saya mau ke Pantai Sembilan, Gili Genting, sendirian. Liputan sekaligus jalan-jalan.
Aku ingin ke kota dimana kamu ada saat ini. Jumpa denganmu sekaligus jalan-jalan.
Mungkin hidupku masih kurang jalan-jalan, aku mau tuntaskan bersamamu. Resiko laki-laki yany selalu merayu cewek sepertiku, sulit dipercaya cewek. Aku dulu sengaja melakukan ini, biar para cewek tidak percaya padaku. Sekarang sudah berhasil, meski kuucapkan berulang-ulang padamu, kau tak percaya. Hahaha.
Tadi editorku tanya, “yang banjir sudah ditulis?” Wawancara sudah ditranskip sebenarnya, Cuma belum selesai ditulis. Ada banyak timbunan wawancara/berita, tapi tidak saya tulis. Para editor di Jakarta lagi sibuk ngurusi salah satu rekan jurnalis mereka yang ditangkap di Palangkaraya. Sudah tahu kan yaaa.
Kadang aku seperti kembali ke “Abad Kekosongan" dalam diriku. Hanya petualangan yang mampu mempercepat waktu, dan dirimu. Terasa sebentar walau sudah berjam-jam kita duduk bersama, misalnya. Tiba-tiba sudah sore, padahal terasa baru saja kita berjalan di bibir pantai. Apalah daku tanpa sang waktu.
Dalam surat ini, mungkin kamu tak menemukan pesan besar yang tersampaikan, hanya sekadar basi-basi seperti hanya ingin ngobrol berlama-lama denganmu. Semua ditanyakan, semua diceritakan, tanpa alur dan tema yang jelas. Pokoknya kita bersama dan bercengkrama.
Kadang saya masih teringat dan merindukan suasana di As-Salam, terasa damai aku di sana. Terus, terus, banyak cewek cantiknya juga. Haha. Ada sebuah catatan yang tertinggal. Ada puisi, cerita, di sana, dan foto pemiliknya.
My Baby, sebentar lagi saya mau nyuci baju, terus nulis berita, dan hal-hal yang tak terpikirkan. Kadang saya tak seolah tak peduli dengan masa depanku seperti apa, seolah hariku hanya hari ini, besok adalah sesuatu yang lain.
Alhamdulillah, aku banyak ide liputan. Hanya saja, mengendap, jadi sedimen, bakal jadi batu kars nantinya, batu kars berfungsi untuk menampung air, air untuk kebutuhan manusia, untuk mandi, untuk menuntaskan dahaga, seperti dahagaku padamu. Yee nyampek juga padamu. Garing.
Seandainya ini untuk menulis berita, ini sudah dapat separuh dari tatget minimal. Cuma, nulis surat seperti ini kayak yang gak usah mikir gitu. Langsung aju ditumpahkan, tak ada aturan baku, beda dengan laporan jurnalisme. Laporanku minimal 700 kata, kecuali berita foto. But, foto-fotonya harus top cer, bagus.
Kamar Rebahan, 26 Januari 2020 12. 21
Komentar
Posting Komentar