Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Alat Pengukur Waktu

Oleh: Moh. Tamimi * Kamu tahu alat pengukur waktu? Jam, bukan! Jam itu penanda waktu bukan pengukur waktu itu sendiri. Nah, pertanyaan ini muncul saat saya bincang-bincang bersama teman-teman perihal kekuasaan dan keqodiman Tuhan. Pertanyaan kelasiknya seperti ini, “apakah Allah mampu menciptakan semisal diriNya sendiri? Ah, bukan, bukan itu dahulu yang kami bahas waktu itu. Akan tetapi, kami membahas kekodiman Al-Qur’an yang merembet pada kekelan Tuhan. Waktu itu saya masih menggebu-gebunya berargumen, “kebaqa'an Tuhan terbebas dari ruang dan waktu. Ini yang benar-benar absolut. Sedangkan makhluk Tuhan terikat dalam ruang dan waktu. Kalau seperti surga, neraka, dan lain-lain, itu dikekalkan oleh Allah. Kekekalannya tentu tidak sama dengan kekekalan Tuhan. Saya meyakini, kalimat "kholidiina fiihaa" adalah sebuah kalimat  untuk menunjukkan keterbatasan akal kita untuk menjangkaunya. Karena ia (surga) bukan tujuan utama kehidupan ini. Ilustrasi: kalau kita di suruh pe...

Korelasi Islam dan Nasionalisme di Pesantren

Oleh: Moh. Tamimi* Tulisan ini tidak terlalu serius, soalnya mau nulis yang serius saya tidak bisa. Bukan apa-apa, tetapi karena sangat kekurangan referensi dan kurang tekun belajar, apalagi tentang Islam dan nasionalisme, ditambah lagi tentang pesantren. Saya tidak pernah menjadi santri resmi, kalau mau disamakan dengan istilah Clifort Greetz, saya ini santri abangan (bukan kaum abangan). Kenapa tidak, siang pulang, malam baru ke pondok, itupun jarang-jarang. Harap maklum, iman saya fluktuatif tingkat tinggi. Saya sengaja muter-muter supaya tulisan saya ini semakin panjang dan mempersempit  pembahasan tiga kata pokok di atas. Islam yang banyak dikontrofersikan, nasionalisme yang penuh pemaknaan, dan pesantren yang selalu diklaim penuh kejumudan. Apabila sampai di sini anda sudah bosan membaca tulisan saya, silahkan letakkan kembali ke tempat semula. Akan tetapi, bila anda masih berminat untuk membacanya, silahkan minum kopinya dulu. Islam yang makna umumnya adalah berserah ...

Kesedihan Masjid

Masjid di simpang jalan itu Menangis tersedu-sedu meraung-raungkan adzan Takbir Dzikir Hingga serak suaranya Orang-orang tak begitu peduli Alun-alun di depannya merayu pendatang untuk singgah padanya melalaikan seruan masjid masjid semakin sedih tatkala pagar pintu besinya ditutup di seperempat malam Sumenep, 30/06/2017 23:52 Puisi ini dimuat dalam buku "Tentang Masjid" (Jakarta: Himpuman Seni Budaya Islam bekerja sama dengan PenerbitAuracitra)

Kritik Franz Magnis Suseno terhadap Sosialisme

Judul: Pemikiran Karl Marx; dari Sosialisme Utopis ke  Perselisihan Revisionisme Penulis: Franz Magnis Suseno Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan: x, 2016 Tebal: 292 halaman ISBN: 978-602-03-3141-6 Peresensi: Moh. Tamimi Bicara sosialisme erat kaitannya dengan kapitalisme karena hadirnya sosialisme yang dimotori oleh Karl Marx adalah bentuk kritik Karl Marx terhadap para kaum borjuis yang menguasai pasar. Menurut analisis Marx, kapitalisme akan hancur dengan sendirinya seiring akan adanya pertarungan yang tidak sehat di antara para pemodal, saling menghantam satu sama lain. Akhirnya, pemodal terbesarlah yang akan terus bertahan, sedangkan pemodal kelas "teri" akan hilang dengan sendirinya akibat kalahnya persaingan yang terus memanas. Kronologi kehancurannya demikian, para kapital berlomba-lomba membuat industri dengan sekian modal, misalnya. Mereka berusaha bagaimana usahanya ini semakin lancar, produksi semakin tinggi dan laba pun semakin besar. Hal itu, ...

Kekerasan Atas Nama Agama

Judul: Fields of the Blood Penulis: Karen Amstrong Penerbit: Mizan Pustaka Cetakan: I, 2016 Tebal: 696 halaman ISBN: 978-979-433-969-5 Peresensi: Moh. Tamimi* Akhir-akhir ini tindakan kekerasan atas nama agama kembali mencuat, seiringin dengan adanya pengeboman tiga Gereja di Surabaya pada hari Minggu, 13-05-2018. Bagaimanapun, tindakan ini merupakan tindakan pengecut dan patut dikutuk serta dikusut tuntas siapa dibalik semua itu dan apa motifnya. Namun demikian, benarkah semua karena perintah agama yang sebatas yang mereka pahami, atau ada motif lain, atau karena kepentingan-kepentingan mereka semata. Jauh sebelum hal itu, semacam melegalkan diri untuk membunuh, menteror, dan menganiaya orang lain atas nama agama sudah dari dulu sering terjadi. Keren Amstrong dalam buku ini menjelaskan kedok-kedok kelompok-kelompok agama tertentu yang melakukan kekarasan atas nama agama. Kelompok-kelompok ini lazim disebut sebagai teroris. Definisi teroris ini, menurut Karen Amstrong, sam...

Nurani Seorang Perempuan “Penghibur”

Judul: Mata Hari Penulis: Paulo Coelho Penerbit: Gramedia Cetakan: 2017 Tebal: 192 halaman ISBN: 9786020336138 Peresensi: Moh. Tamimi* Tidak banyak buku novel yang menggunakan sudut pandang sebagai seorang pelacur, kebanyakan menggunakan sudat pandang ketiga dalam menceritakan sebuah cerita. Novel ini adalah salah satu dari sebagian kecil tersebut. Penulis menempatkan dirinya sebagai Mata Hari, tokoh utama dalam cerita ini. Buku ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Mata Hari, seorang perempuan asal Belanda, yang terombang-ambing oleh nasib sampai ke berbagai penjuru negeri. Kisah hidup tragis Mata Hari berawal saat ia mengikuti suaminya yang merupakan seorang tentara ke Pulau Jawa untuk menunaikan tugas militer. Waktu itu tanah Jawa merupakan pulau harapan, saat Belanda menjajah tanah nusantara. Di antara berbagai belahan dunia masih gonjang-ganjing untuk perang, ikut ke Tanah Jawa merupakan kebahagiaan tersedniri bagi Mata Hari. Di sana ia mengenal seni tari...

Menggagas Pembangunan Berkelanjutan

Judul: Ekologi Manusia & Pembangunan Berkelanjutan Penulis: Prof. Oekan S. Abdoellah, Ph.D Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan: I, 2017 Tebal: xxii + 256 halaman ISBN: 978-602-03-7197-9 Peresensi: Moh. Tamimi* Akhir-akhir ini, masalah degradasi lingkungan semakin marak terdengar di berbagai pelosok negeri. Hal itu dipicu dengan sifat keserakahan manusia yang tidak pernah puas, selalu menginginkan lagi dan lagi, mengeksploitasi alam secara besar-besaran tanpa mau peduli terhadap kerusahan lingkungan yang akan terjadi disebabkan tindakannya tersebut. Hal itulah yang menjadi sorotan utama buku ini. Buku ini tidak membahas antara ilmu ekologi dan manusia secara berbeda, melainkan hubungan erat antara dua tema tersebut. Secara ontologis, ekologi manusia membahas hubungan manusia dan alam bukan sebagai hubungan dualistik antara dua hubungan yang terpisah, melainkan sebagai satu kesatuan. (xviii). Secara garis besar, buku ini terbagi menjadi dua bagian: bagian pertama a...

Kritik Sosial Madame de Villeneuve

Judul: Beauty and the Beast Penulis: Madame de Villeneuve Penerbit: Qanita Tebal: 244 halaman Cetakan: 2017 ISBN: 978-602-402-054-5 Peresensi: Moh. Tamimi* Buku novel Beauty and the Beast yang telah berumur lebih dari empat ratus tahun karya Madame de Villeneuve ini sarat dengan kritik-kritik sosial Madame terhadap rakyat Eropa pada saat itu, meskipun terdapat berbagai macam pendapat mengenai dari mana Madame mendapatkan inspirasi tersebut, apakah dari kehidupanya sendiri yang dahulunya adalah saudagar kaya yang jatuh miskin setelah menjadi canda, apakah terinspirasi dari dari cerita-cerita rakyat Eropa yang mempunyai banyak kemiripan mengenai pernikahan seorang monster dan seorang gadis belia, atau memang terinspirasi dari kebiasaan orang Eropa saat itu yang banyak ditemui pernikahan dengan gadis belia, di bawah umur, yang telah menjadi kebiasaan orang Eropa di abad ke-17. Terlepas dari itu semua, banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita dalam novel ini. Belle, tokoh ...

Kearifan Masyarakat Tradisional

Oleh: Moh. Tamimi* Judul: The World Until Yesterday Penulis: Jared Diamond Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Cetakan: 2017 Tebal:  x + 604 halaman ISBN: 978-979-91-0875-3 Buku ini ingin mengaskan bahwa banyak sekali kearifan yang bisa kita pelajari lebih lanjut untuk kemudian dijadikan pijakan untuk kehidupan di masa depan. Selama ini, kebanyakan dari kita sebagai masyarakat modern, kita menganggap masyarakat tradisional adalah masyarakat yang terbelakang, tidak maju, kolot, dan berbagai “stampel” buruk lainnya, tentunya dengan menggunakan tolak ukur kehidupan kita saat ini. Padahal, mereka mempunyai tolak ukur sendiri terhadap kehidupan sosial mereka. Masyarakat tradisional, di  satu sisi, memang terbelakang dari masyarakat modern. Akan tetapi, mereka mempunyai sisi-sisi lain yang dapat kita lihat sebagai keunggulan mereka dalam menjalani hidup. Sebagai contoh, bagaimana pola mengasuh anak, interaksi antara ibu dan anak dalam masyarakat tradisional yang rel...

Melawan Hoax Lewat Puisi

Judul: Sajak Hoax Penulis: Sosiawan Leak Penerbit: Elmatera, Yogyakarta Cetakan: I, Februari 2018 Tebal: viii + 178 halaman ISBN: 978=602-6549-97-6 Mekanisme puisi dalam melawan hoax adalah dengan cara membangun kesadaran pembacanya atau pendengarnya (ketika dibacakan) karena puisi mampu menyentuh inti nurani dan akal budi manusia. Selain bertumpu pada estetika teks, puisi juga mempunyai semacam ruh yang menelusup ke setiap jiwa-jiwa pembacanya. Puisi-puisi yang dikarang oleh penyair asal Solo ini adalah salah satunya. Sosiawan Leak mengkampanyekan pemberantasan hoax lewat puisi, sesuai perannya sebagai penyair. Di antara bait-bait puisinya yang berjudul Aku Tulis Puisi ia menulis; Aku tulis puisi/meski kumengerti kadang tak berarti/karena puisi bukanlah ayat tuhan/yang sah memanah surga atau neraka/puisi tak pula undang-undang/yang kadang sumbang/membidik kebenaran dan kasalahan/dalam ruang pengadilan/yang dipancang tiang-tiang/uang (hlm. 176) Ada semacam kesadaran penu...

Peran Nalar terhadap Perilaku Manusia

Judul: Batas Nalar Penulis: Donald B. Calne Penerjemah: Parakitri T. Simbolon Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Cetakan: April 2018 Tebal: xv + 324 halaman ISBN: 978-602-424-330-2 Semenjak Homo Sapiens muncul dalam bentuk purba sekitar 400.000 tahun silam dan dalam bentuk modern sekitar 200.000 tahun yang lalu (hlm. 61), nalar berpikirnya terus berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan ukuran otaknya yang semakin membesar. Akan tetapi, basar-kecil ukuran otak manusia, tidak menjamin daya nalarnya lebih tajam dari yang lainnya. Buku ini membahas tentang sejarah perkembangan nalar semenjak ditemukanya peradaban manusia pada ratusan ribu tahun yang lalu, dari masyarakat pemburu-pengumpul, era zaman batu, era revolusi pertanian sampai zaman modern seperti sekarang ini. Bagaimanapun, menurut Donal B. Calne yang merupakan Ahli neorologi di the University of British Colombia ini, nalar tetap bersifat netral secara moral, karena nalar dapat digunakan sama hebatnya untuk m...

Ulang Tahun Aurora

Oleh: Moh. Tamimi* Aurora baru saja terbangun dari tidur panjangnya, walaupun tak dilihatnya sosok pangeran yang mengecupnya saat tidur pulas lalu tersenyum saat kelopak matanya terbuka di pagi itu. Hari itu adalah hari ulang tahunnya. Ia merayakan sendiri dalam sangkar emasnya yang tak kunjung disepuh kembali oleh pandai emas. "Aku berharap tak merayakan hari ulang tahunku sendiri dan aku mendapat suprise yang tak terlupakan sampai aku tertidur kembali,"  ungkapnya dalam batin sembari mengepalkan kedua telapak tangannya, penuh pengharapan. Dinding-dinding kamar Aurora seperti gedung mati peninggalan sejarah yang sudah tak berpenghuni, walaupun demikian, ia tak melihat jaring laba-laba di sudut kamarnya ataupun sekedar perseteruan antara tokek dan cicak. Garis-garis retak adalah ornamen satu-satunya dinding itu, semua warna cerah sudah tak terang lagi, kusam penuh debu. "Aku ingin ada yang menemaniku walaupun binatang-binatang tak bersuara, sekadar untuk meyak...

Putri Kamboja dan Pangeran Air

Gambar
Oleh: Moh. Tamimi Seorang putri selalu meminta untuk dibacakan sebuah cerita menjelang tidurnya, Putri Kamboja namanya. Dibacakanlah sebuah cerita oleh sang Pangeran Air menjelang tidurnya, malam itu tentang kelinci dan pasukannya. Sang putri kecanduan dan terpukau dengan cerita sang pangeran, ia selalu minta lagi, lagi, dan lagi. Meskipun demikian, sang Putri tak ingin ia disebut seorang putri manja.  Mungkin sebelumnya ia banyak mendengar tentang putri yang selalu berdiam diri di kastil menunggu seorang pangeran tampan menjemputnya. Ia ingin menjadi putri yang kuat, katanya. "Aku adalah perempuan tangguh dan heroik," tuturnya pada Pangeran Air. "Baiklah, kamu adalah seorang putri yang baik, cantik, dermawan, kuat menghadapi setiap tantangan, kayak super hero," jawab Pangeran Air menuruti. "Kayak siapa?" "Wonder Women." "Gak mau" "Lalu?" "Emm seperti siapa yaa?" Putri Kamboja menelengkan kepalanya me...

Terasingnya Dunia Bermain Anak-Anak

Judul: Bocah Menyusu Ular Penulis: Rini Tri Puspohardini Penerjemah: Sosiawan Leak Penerbit: Elmatera Cetakan: I, Maret 2018 Tebal: x + 180 halaman ISBN: 978-602-5714-12-2 Anak-anak adalah generasi bangsa. Sudah sepantasnya mereka diperhatikan, dididik, diayomi, dan dirawat dengan baik. Apabila anak-anak sudah tidak dirawat dan dididik dengan baik, maka habislah masa depan suatu bangsa karena merekah satu-satunya penerus bangsa dan negara. Rini Tri Puspohardini menggambarkan beberapa kehidupan anak-anak di negeri ini, Indonesia. Anak-anak di jalanan, anak sekolahan, dan anak-anak dengan dunia bermainnya. Di bidang permainan, misalnya, kehidupan mereka semakin terasing/diasingkan dari teman sebayanya. Di jalanan mereka ditelantarkan. Sedangkan di sekolah-sekolah, masih banyak ditemui para murid tidak dididik dengan baik oleh gurunya. Contoh kecil yang diangkat oleh Rini adalah banyaknya anak-anak zaman sekarang yang tidak lagi bermain berbagai permainan tradisional seperti ...

Perkara Jodoh

Oleh: Moh. Tamimi* Dikatakan bahwa Allah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Ketika ada seorang jomblo dengan kengenesannya diapusi dengan kata-kata, "Tenang, Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, pasti ada kok nanti, percaya saja." Sebenarnya, mungkin, kamu hanya ketakukan untuk bertanya lebih kritis karena kamu, kejombloanmu, tak 'kan enyah.  "Apakah orang yang jomblo seumur hidup sampai dia mampus tidak diciptakan pasangan?" Biasanya si penjawab dengan entengnya menjawab bahwa jodohnya nanti ada di Surga. Duh, coy, Surga, lu mau menikah di Surga? Yakin? Ayolah jangan mudah tertipu, memangnya Surga tempat orang nikah apa? Tak ada yang tahu bukan? Toh, Surga itu suatu kenikmatan yang tak terlintas di pikiran kita, so kalau masih terlintas di pikiran kita, pantaskah ia disebut Surga? Pedagang sayur, Aristoteles, keliling yang biasa nangkring di samping rumahku berkata begini saat mempromosikan sayurannya pada ibu-ibu, "Ayo, Bu, dibe...

Wanita, Pondok, dan Sastra

Oleh: Moh. Tamimi * Wanita sebagai makhluk antik dengan segala keunikannya itu banyak mengilhami para penyair untuk berkarya. Jangankan penyair, filosof sekelas Aguste Comte saja, apalah daya jika tidak ada wanita pujaannya yang melatari filsafat positivisme-nya. Karya master piece Kahlil Gibran, The Broken Wing’s , yang mengisahkan cinta bertepuk sebelah tangan, belum tentu tercipta kalau bukan karena wanita yang dicintainya setengah mati, sepenuh hati. Soekarno tanpa istri-istrinya, aduh betapa galaunya. Sayangnya, atau sekelas kata memperihatinkan, wanita selalu dijadikan objek atas hampir segala hal. Sumber kejahatan, wanita. Sumber kemaksiatan, wanita. Sumber keberhasilan ini, jangan sampai lupa, juga karena wanita. Di balik laki-laki yang sukses, ada wanita yang hebat, kata Mario Teguh. Jangankan laki-laki kelas teri,  kalau sholat adalah tiang agama, maka wanita adalah tiang negara. Negara ini sudah kelas kakap loh. Namanya juga tiang, seperti tiang rumah, dilihat dari...