Postingan

Perasan Terakhir

Gambar
Kali ini aku berada dalam kengawuran yang nyata. Tidak percaya? Baca saja! Ariza menghapus komentarnya sebelum sempat kubaca. Emila menyuguhkan janji, keinginannya yang harus selalu kutagih. Bi, kamu terbaik malam ini. Khafsiyah belum baca tulisanku yaa? Obik hanya “Wadidau", aku tidak tahu apa maksudmu. Sul paketannya lagi nipis, semoga cepat bisa tebal kembali yaa! Banyak yang bilang aku lagi nyari bini, payah kalian semua. Aku memeras otakku sebisa mungkin, semakin kuperas, semakin banyak isinya (kata-kata yang terus berhimpun). Tidur tanpa pelukan tak asyik. Ra, bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar dedek yang itu tuh ra, dedekku. Hahaha. Perutku kayaknya mulai tidak beres,  semoga diparingi kesehatan! Pikiranku teringat ke Ari Lasso, Dewa 19, Elang, Kamulah satu-satunya, Kangen, Kirana, Roman Picisan, Arina Mirzani, sudah kosong, telur, mie goreng, terlalu berarti. Aku inhim bernyanyi seperti di rumah. Mama, aku ingin pulang. Ada Nike Ardilla di kepalaku. Kamu cantik...

Pesan Bi

Gambar
Hai, Bi! Apa kabar? Aku merasa sudah lama sekali tidak menyapamu secara khusus. Terima kasih pesan-pesanmu padaku, meskipun dengan bahasa belepotan aku suka pesan-pesanmu. Semoga kuliah dan kariermu lancar yaa.... Bi, aku sekarang ada di Pulau Gili Raja, lebih dekat secara jarak, lebih jauh secara perjalanan denganmu. Kamu aman kan di zona merah itu? Semoga aman lah yaa, aku mengkhawatirkanmu. Belum siap rasanya kehilanganmu. Kamu masih belajar tumbuh-tumbuhan kan, Bi, seperti daun-daun yang pernah kau ceritakan kepadaku di rumahmu. Aku masih ingat sore itu, kamu berbicara panjang lebar, aku menatapmu tajam. Aku tidak yakin kamu mau dipaksa, Bi. Maafkan aku telah meragukanmu. Malang masih dingin ya? Atau sudah gerah? Hahaha... Aku takkan menyerah kok, menyerah pada keadaan. Aku juga berusaha belajar tumbuh-tumbuhan,  ikan-ikan, energi, hewan-hewan juga. Aku belajar asal-usul, aku belajar hal-hal yang tidak begitu akrab denganku. Aku yakin aku bisa, hanya satu yang s...

Pikiran Menikah

Gambar
Aku sempat berpikir, “bagaimana kalau aku tidak menikah saja.” Jangan kira aku tidak nafsu lihat perempuan cantik dan bahenol, sungguh nafsuku meluap-meluap, pengen langsung cepet beristri. Namun, apakah hanya untuk urusan “itu" ketika seorang memutuskan untuk menikah? Aku rasa tidak juga (masih ragu mau jawab bagaimana). Suatu ketika, teman laki-lakiku pernah bilang padaku, “jangan bayangkan menikah itu seindah yang diceritakan orang-orang, kamu akan kecewa.” Apalagi, katanya, hanya untuk urusan gitugituan, menikah harus diniatkan ibadah. Aku sering melihat suami-istri-anak bertengkar, dari situ aku semakin yakin bahwa menikah bukan menyelesaikan masalah percintaan. Aku percaya, cinta tak ada hubungannya dengan nafsu. Keduanya itu sama sekali hal yang berbeda. Sering kuberpikir, tidak ada orang yang tulus mencintaiku. Aku juga (sampai saat ini) tidak lagi mencintai seseorang sepenuh hati. Mungkin hatiku sudah nyaris mati, walau nafsu tetap jalan kencang. Oleh karena ...

Surat Rindu 2

Aku ingin merinduimu lebih lama dari waktu yang kuperkirakan. Aku tidak tahu seberapa lama. Kadang, aku ingin hidup sendiri. Aku marah, egois, karena dunia tidak seperti yang kukehendaki. Kadang pula, aku ingin cepat bertemu maut seandainya tidak ada hutang yang harus kubayar, dan janji yang harus kutepati. Aku tidak tahu, apakah kata-kataku ini penting untukmu , penting kutulis. Tidak ada orang yang dirugikan dengan tulisan ini, baik kutulis atau tidak, sama saja.  Apakah aku penting untukmu, untuk kalian, untuk mereka, seberapa penting, apa pentingnya aku? Aku ingin mengutuk rindu, rindu tak pernah menekam di dadaku. Seandainya ia datang padaku, aku ingin merawatnya. Ingin kutahan sebuah temu demi sebuah rindu di dada. Aku ingin merindukamu di seberang, perempuanku. Tak penting, apakah kamu juga merindukanku atau tidak. Aku tidak peduli. Aku blokir kontakmu untuk beberapa saat, beserta orang-orang yang berhubungan erat denganmu. Aku ingin sebuah “anak kandung” lahir dan men...

Membayangkan Tubuh Kekasih

Riwayat kekasihku : Juara 3 Olimpiade Ekonomi Islam tingkat SMA/SMK/Pesantren se-Jatim oleh HIMA Prodi Ekonomi Syariah Universitas Trunojoyo Madura tahun 2016. Juara 3 Call For Shariah Economics Olimpiade (CASEO) HIMA Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2017. Finalis lima besar ajang pemilihan Duta Ekonomi Syariah UINSA tahun 2017. Finalis Call for Paper LPM Edukasi UIN Walisongo Semarang tahun 2018. Lolos sebagai peserta Scholarship Challenge yang diadakan oleh UINSA Student Forum (USF) tahun 2018. Peserta terpilih Student Interfaith Peace Camp (SIPC) 2018. Peserta terpilih 3rd Gadjah Mada Shariah Economic and Business Research Festival (GAMASURF) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2018. Antologi cerpen tunggalnya adalah Gerhana (Nahima Press, 2016) dan dua novel yang sudah diterbitkan yaitu Love is Grief (Syifah Publisher, 2017) dan Kiblat Cinta (J Maestro, 2018) dan satu buku terbarunya yang baru saja terbit adalah  antologi puisi tunggal Ketika Pena Berbic...

Surat Rindu 1

Gambar
Selamat malam,  Sri, aku rindu kamu. Kita lupakan cinta kita, yang harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana merawat rindu. Urusan cinta, urusan Yang Maha Kuasa. Cinta kan anugerah, kalau rindu? Buah dari perpisahan. Meskipun  berulang kali kututup surat cintaku padamu, rindu ini akan memaksa bertanya, "Sedang apa kau di sana?" "Bagaimana keadaanmu?" Dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa kupastikan jawabannya selain bertemu denganmu. Rindu lebih menyusahkan daripada cinta. Sri, kadang aku merasa hidup atas luka hati orang lain yang kuciptakan sendiri. Aku  pembuat luka itu, lalu aku tertawa terbahak-bahak di atasnya. Lihat saja aku, mengatakan aku suka padamu kepada semua perempuan, padahal aku tidak benar-benar suka. Ada yang maklum, ada yang luka, ada yang suka, ada yang tidak kuketahui. Aku masih belum tahu bagaimana aku harus memperlakukan rinduku padamu, Sri, sampai saat ini. Aku ingin kembali ke Pulau Surga. Menikmati desiran angin di ujung pe...

Pulau Surga

Gambar
Aku tiba di pelabuhan Bringsang, Gili Genting. Ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kaki di pulau itu. Aku datang untuk liputan. Motor smash merah tahun 2006  ‘ku bawa menyeberang lautan. Selama ini, Pulau Gili Genting hanya sebuah khayal bagiku. Aku terobsesi untuk menjelajah dari pulau ke pulau, bukan dari dari luka ke perih. Aku menyusuri garis pantau, mengamati setiap gazebo, mencari seorang perempuan yang telah menungguku sejak pukul 09. 00, saat itu sudah pukul 10. 39 WIB. Aku telepon untuk memastikan keberadaannya. “I see you, terus ke arah barat,” katanya di seberang telepon. Ada seorang perempuan yang tak terlihat jelas wajahnya dadahdadah kepadaku di kejauhan, dalam sebuah warung yang tutup. Aku pikir, pasti dia. Pertemuan ini adalah pertemuanku dengannya untuk kedua kalinya. Ada seorang perempuan mengenakan masker berwarna biru di depannya, aku tanya, namanya Ifa. Nama temanku, Sri. Ia yang selalu hidup dalam khayalanku selama ini. Melihat dirinya, ak...