Pesan Bi
Hai, Bi! Apa kabar?
Aku merasa sudah lama sekali tidak menyapamu secara khusus. Terima kasih pesan-pesanmu padaku, meskipun dengan bahasa belepotan aku suka pesan-pesanmu. Semoga kuliah dan kariermu lancar yaa....
Bi, aku sekarang ada di Pulau Gili Raja, lebih dekat secara jarak, lebih jauh secara perjalanan denganmu. Kamu aman kan di zona merah itu? Semoga aman lah yaa, aku mengkhawatirkanmu. Belum siap rasanya kehilanganmu.
Kamu masih belajar tumbuh-tumbuhan kan, Bi, seperti daun-daun yang pernah kau ceritakan kepadaku di rumahmu. Aku masih ingat sore itu, kamu berbicara panjang lebar, aku menatapmu tajam.
Aku tidak yakin kamu mau dipaksa, Bi. Maafkan aku telah meragukanmu.
Malang masih dingin ya? Atau sudah gerah? Hahaha... Aku takkan menyerah kok, menyerah pada keadaan.
Aku juga berusaha belajar tumbuh-tumbuhan, ikan-ikan, energi, hewan-hewan juga. Aku belajar asal-usul, aku belajar hal-hal yang tidak begitu akrab denganku. Aku yakin aku bisa, hanya satu yang sulit kulakukan, belajar untuk mencintai orang yang tidak kusukai.
Aku tidak begitu suka diistimewakan, aku ingin diperlakukan sewajarnya. Apalagi sampai terasa berlebihan kepadaku. Aku kan risih juga diperlakukan seperti itu. Aku mendapatkan perlakuan itu hari ini, di pulau ini. Aku tadi sore semacam melarikan diri dari perlakuan itu. Aku menyusuri pulau dari ujung timur ke ujung barat, tapi aku jarang berinteraksi dengan orang.
Sampai saat ini, saya sering melakukan apa yang ingin aku lakukan, bukan apa yang orang lain inginkan, semacam cari muka agar aku terlihat lebih keren di mata orang lain. Aku masih berpikiran, apa yang aku lakukan tidak merugikan orang lain walau tidak bermanfaat kepada orang lain. Kalau apa yang saya lakukan kepada orang lain itu bermanfaat, itu hanya bonus belaka. Aku masih belum bisa mengesampingkan keinginanku sendiri untuk kepentingan orang lain. Aku selalu ingin melihat ke dalam diriku.
Aku sering merasa sombong.
Sombong bukan sikap yang aku inginkan. Sombong adalah “baju" Tuhan, tak pantas “dikenakan” manusia kan!
Sepertinya aku sudah beberapa kali menulis surat untukmu, namun mungkin hanya ini yang kamu tahu dan kamu baca. Mungkin kau kira ini yang pertama. “Mungkin kau mengira, hanya dirimu yang merasa terluka,” kata Ari Lasso, penyanyi idolaku.
Aku bisa bantu apa untuk hidupmu?
Pulau, Jum'at, 27 Maret 2020 22. 09
Komentar
Posting Komentar