Postingan

Aini Rasyad

Gambar
Oleh: Moh Tamimi Nama aslinya Qurrotul Aini, Rasyad adalah nama ayahnya, tetapi ia akrab dipanggil Rasyad, alaynya Rachad.  Rambutnya tidak diketahui panjang atau pendek. Hanya saja, saya membayangkan rambutnya panjang. Bagi saya, rambut panjang lurus terurai mempunyai nilai lebih, hanya mata yang lebih tahu untuk menikmatinya. Kata dari mulut ini takkan mampu mewakili keindahan yang dinikmati mata. Saya tahu Rasyad sedang menunggu seseorang, namun bukan saya, orang lain. Saya tidak tahu siapa yang ditunggu Rasyad, intinya dia sedang menunggu, yang saya tahu menunggu itu tidak enak, apalagi menunggunya lama sekali. Menunggu seseorang yang tidak diketahui kejelasannya  jauh lebih perih daripada menunggu beduk di bulan puasa. Saya menulis surat  ini untuk aku. Aku yang berada dalam diriku, keakuanku. Akan tetapi, akan saya kirimkan kepadamu lewat dia, tukang pos yang selalu mengantar buku ke rumahku dan sepucuk surat ucapan terima kasih dari orang yang baik sekali...

Sebut Namaku Ulfa

Gambar
Foto: Moh. Tamimi Namaku Ulfa, lengkapnya Ulfatul Yusro. Yang jelas aku adalah seorang perempuan, perkara aku cantik dan tidak kalian sendiri yang akan melihatnya ketika bertemu denganku. Akan tetapi, untuk sementara aku mau mengaku bahwa aku cantik sekali. Kalau kalian nanti ketika bertemu denganku tidak mengakui kecantikanku dan tidak sesuai dengan ekspektasi kalian tentang kecantikanku, itu bukan masalah besar. Masalah besar bagiku adalah ketika aku berada di depan kalian tetapi kita tidak saling melihat, mungkin salah satu dari kita saat itu adalah roh, atau kalian lagi memikirkan orang lain selain diriku ini. Kalian harus tahu, biasanya, aku ada di jarak satu meter saja, orang-orang sudah banyak yang bisa melihatku. Betapa anunya aku. Aku di desaku adalah kembang desa, kembang desa karena aku indah kayak kembang. Kembangnya seperti kembang sepatu, karena kembang sepatu adalah salah satu kembang yang memiliki komponen yang lengkap, mulai dari kelopak bunga, mahkota, putik, ...

Aurora dan Kebun Binatangnya

Oleh: Moh Tamimi Aku adalah buaya naga, aku menjadi begini karena dikutuk  oleh aurora yang kelewat gusar kepadaku karena tiada henti-hentinya menjadi buaya darat. Oleh karena itu, katanya saat menjelaskannya padaku, aku harus bisa terbang agar tidak lagi memburu para betina di sungai-sungai dan di muara tempat bertemunya air laut dan dan air sungai. Selain itu, Aurora memang banyak mengoleksi hewan-hewan-hewan langka yang ia letakkan di penangkaran khusus miliknya di atas langis. Penangkaran itu tidak terlihat di siang hari, hanya mampu terlihat di malam hari. Apabila di sebelah langit selatan terdapar rasi bintang berbentuk layang-layang dan kalajengking, maka di situlah penangkaran hewan langka miliknya itu berada. Salah satu hewan langka koleksinya yang sangat ia sayangi adalah monyet astronorot. Sebenarnya, monyet ini dahulunya hanyalah monyet biasa yang biasa bergelantungan dari pohon ke pohon. Akan tetapi, monyet yang satu ini mempunyai hobi meneropong bulan yang masih b...

Pertemuan

Memaknai pertemuan kemarin yang sudah usai membuatku ingin membawa salah satu puterinya, putri baik hati dan otaknya terus menyala melebihi lampu neon maupun petromax, apalagi cuma lampu LED. Saya akan coba absen dan urai apa yang saya ingat sebagian *Ichal Rasyid* Inilah puteri baik hati dan otak menyala itu. Kenapa otaknya menyala? Jawaban itu saya ketahui ketika berada di dekatnya. Saat berada di dekatnya, saya seperti disengat aliran listrik 1000 watt sehingga tidak bisa berkata banyak, gemetar, dan bergerak kaku. Saya berkesimpulan, ia mengandung daya listrik yang sangat kuat lebih dari yang saya rasakan. Listrik itulah yang membuat otaknya terus menyala. Sedang masalah kebaikannya, mungkin semua orang di dekatnya bisa merasakannya. Satu lagi yang tak mungkin saya lupa, senyumnya. Mungkin ia setiap hari berteman dengan mawar maupun tulip, atau bahwa selalu menyimpannya dalam bibir manisnya. Bibirnya sungguh tersenyum indah merekah, melebihi mawar dan tulip yang hendak merekah. ...

Surat Cinta Keempat

Sri, apakah kamu sudah mendingan? Semoga kamu lekas sembuh, Sri. Kali ini mungkin aku masih bersikap egois. Ingin kamu lekas sembuh supaya bisa menemani malam-malamku yang sunyi, penuh kesunyian. Seandainya kesunyian adalah sebidang kaca, mungkin kamu adalah salah satu yang bisa memecahkan kaca itu. Bagaimanapun egoisnya aku, aku ingin kamu sembuh, bagaimanapun akhirnya hubungan kita. Kamu sebenarnya sakit apa, Sri? Mengapa kau tak pernah memberitahukan apa penyakitmu padaku, meskipun telah berminggu-minggu kau tergeletak sendiri di kamar kosmu, tanpa orang tua, saudara, atau seseorang yang kau rindukan di sisimu. Aku hanya bisa bertanya lewat surat ini, Sri, bagaimana keadaanmu. Sri, surat ini tak ‘kan lusuh hanya kau baca berulang-ulang, bahkan sampai ribuan kali sekalipun. Mau lusuh bagaimana, wong tidak pakai kertas, kecuali suatu saat surat ini menemukan nasibnya di atas kertas. Sekarang cukup dalam email. Surat-surat yang kukirimkan kepadamu, mungkin saja menjadi semacam obat...

Surat Cinta Ketiga, Surat Cinta Serius

Sri, surat kali ini benar-benar serius, saya tak yakin kau mampu mencernanya dengan baik, meskipun telah dua kali suratku tidak kau balas, entah karena sibuk atau karena masih mikir pakai lama untuk menjawab dan membalas suratku. Ini kata kunci isi surat ketiga ini untukmu, kalau kamu masih berkenan silahkan dilanjut atau letakkan kembali hpmu. Jawab yang dibuang a’rodhu Jir secara lafat, rofa’ secara pengertian, fiil Jumlah atau syibhul jumlah setelah nakiroh dan makrifah Rumus: apabila ada jumlah atau syibhul jumlah jatuh sesudah nakiroh, maka ia menjadi sifat. Sedangkan apabila ada jumlah atau syibhul jumlah jatuh sesudah makrifah maka ia menjadi hal. Dalam contoh nanti kira-kiraannya kaainaaani. Jumlah kaana menjadi haal. Asal kalimatnya kaanu mu’ridiina anha tetapi menjadi kaanuu “anhaa mu’ ridiiinn. Bagaimana, Sri, kamu bingung, kan? Gak Ngerti kan? Saya yakin seratus satu persen, bukan karena meremehkanmu sih. Tapi gakpapa, Sri, masih ada aku yang akan selalu siap me...

Surat Cinta Kedua

Sri, ini adalah surat cinta keduaku untukmu. Yang pertama tak terbalaskan, maka aku harus coba lagi. Aku harus lebih tangguh daripada pemburu kuis berhadiah di berbagai produk makanan atau kebutuhan sehari-hari yang setelah digosok muncul kata optimis “coba lagi.” Saya lebih suka kalimat itu daripada “maaf, Anda belum beruntung,” meskipun nasib mendapatkanmu adalah untung-untungan. Kemarin malam saya menginap di rumah teman, kami bicara panjang lebar mengenai pengalaman, pengetahuan, dan sastra. Saat itu pula aku diberi satu eks. Buku puisi berjudul Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain engkau. Dari sekian banyak puisi yang tertulis di dalamnya, terdapat sebuah puisi berjudul Mawar dan Cangkir. Beginilah larik puisinya: Hari ini aku masuk kafe Telah kuputuskan untuk melupakan hubungan kita Dan mengubur segala kesedihan Saat aku pesan secangkir kopi Tiba-tiba kau muncul seperti mawar putih Dari dasar kedalaman cangkirku. Bagiku, puisi itu sungguh terlalu, terlalu indah tuk kena...