Postingan

Luka

Hai, Sri. temanmu sedang luka. Apa yang bisa kita bantu untuk temanmu ini. Sebaiknya kita membantunya dengan sebaik-baik bantuan. Aku, kamu, dan dia pernah merasakan luka bukan? Seperti kata Joko Pinurbo, “Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.”* Ada dua macam luka, luka raga dan luka batin. Ada banyak cara mengekspresikan luka, salah satunya menangis. Ada banyak cara dalam menangis, salah satunya menahan air mata. Ada banyak cara menahan air mata, salah satunya menertawakan kesedihan. Ada banyak cara menertawakan kesedihan, salah satunya aku tak tahu. “Seandainya cinta ini tak pernah terjadi, tak ‘kan ada air mata dan hati perih terluka,” kata Ari Lasso.** Sri, aku tidak tahu menyembuhkan luka perempuan. Mungkin kamu tahu, Sri. Bagiku, tidak ada orang yang bisa menyembuhkan luka orang lain. Hanya ia yang bisa menyembuhkan lukanya sendiri. Temanmu adalah seorang magister. Jika ia luka dan harus menangis, semestinya menangis secara intelek. Ia hendaknya menganalisis tangisnya s...

Eureka Jamala

Hai putriku, Eureka Jamala. Puji syukur alhamdulillah kamu dilahirkan dengan selamat dan sehat. Bapak senang sekali akan kehadirannu, anak kedua bapak yang bapak cintai dan akan selalu bapak cintai. Apakah kamu senang saya menjadi bapakmu? Eureka, bapak senang kamu terlahir perempuan. Semoga kamu bisa menjalani kehidupanmu dengan baik. Bapak tidak tahu, bagaimana kehidupanmu di masa mendatang, seperti apa zamanmu. Saat bapak tulis ini untukmu, masih tidak sedikit perempuan mengalami persekusi, penomorduaan perempuan masih berlangsung. Semoga di zamanmu hidup, kamu bisa menikmati kemerdekaan sebagai seorang perempuan. Bukan hanya kamu, tetapi semua perempuan.  Eureka, jika suatu hari kamu dan perempuan semasamu masih mengalami persekusi, kamu boleh melawan. Lawanlah, anakku! Lawanlah sepantas kamu mampu melawan. Jika bapak mengkhayal kamu menjadi perempuan mulia dan dimuliakan seumpama Aisyah, Maryam, Asiyah, atau Khatijah, mungkin selamanya bapak hanya akan terus mengkhayal. Kamu t...

Nasehat untuk Eureka

Eureka, anakku. Selamat datang di dunia, tempat di mana kita tidak bisa hidup dengan netral. Dunia ini penuh dengan pilihan-pilihan anakku. Jalanilah hidupmu sebaik mungkin. Pilihlah yang terbaik menurut kehendak hatimu. Iringlah hatimu dengan akalmu dan iringlah akalmu dengan hatimu. Aku senang kamu diperkenankan hadir di dunia ini oleh Sang Pencipta, dari rahim ibumu, istriku. Kunamai kamu Eureka Tamaam. Eureka diambil dari bahasa Yunani yang berarti “Aku telah menemukannya.” Kata itu menjadi kesohor karena diucapkan oleh Archimedes saat berendam dalam bak mandi. Saat itu ia menyadari bahwa volume air yang tumpah sama dengan gaya yang diterima tubuhnya. Sedangkan “Tamaam" berasal dari Bahasa Arab yang artinya “kesempurnaan.”  Arti namamu adalah “Aku telah menemukan kesempurnaan.” Semoga engkau menjadi intelektual yang selalu dirahmati Allah anakku. Itulah keinginan terbesar ayahmu ini. Akan tetapi, saya tidak melarang/memaksa untuk menjadi apapun. Jadilah apapun yang kamu mampu,...

Saubi

Hai, Sri Awal Agustus saya ke Saubi.  Saya selalu ingat kamu di tengah perjalanan. Kamu adalah salah satu alasan saya untuk pulang. Ingin saya bawakan seikat bunga. Bunga apa yang ingin kamu terima dari saya? Saya suka mawar merah. Di Saubi saya tidak melihat setangkai pun mawar. Rabu, 5 Agustus, saya sampai Saubi. Waktu itu matahari telah tergelincir ke arah barat. Saya buta arah di sana. Aku tak lupa dimana kamu berada.  Saya sedikit waswas Sri saat akan menginjakkan kakiku di sana. Malam hari sebelum kedatangan saya, di sana terjadi sebuah pembunuhan. Seorang kakek yang ditusuk dalam perahu. Ada tujuh tusukan di tubuhnya, salah satunya tepat bersarang di tenggorokannya. Sekilas saya melihat fotonya, seonggok mayat itu bersimbah darah, posisinya membungkuk ke kiri, di dekatnya terdapat satu bal rokok. Saya merasa ngeri melihatnya. Berhari-hari saya tidak keluar rumah, kecuali ke tepi pantai untuk mencari sinyal sekaligus menikmati desiran angin laut. Saya bingung harus bagai...

Pergi ke Pulau

Hai, Sri. Bagaimana keadaanmu sekarang? Keadaan saya mulai membaik. Saat saya ketik surat ini untukmu, saya tengah mendengarkan lagi Sweet Victory yang dilantunkan oleh David Glen, dilanjut A Thousen Years gubahan Christina Perri. Lagu terakhir ini kesukaanmu bukan! Sri, awal bulan Agustus saya pergi ke beberapa pulau di di Kepulauan Kangean: Pulau Saobi, Bungin Nyarat, dan Sapapan. Perjalanan ke sana lebih dua kali ke Surabaya lamanya. Awalnya saya ingin ikut Kapal Bahari Express supaya cepat sampai, waktu tempuhnya hanya empat jam. Hanya saja waktu itu kapal itu tidak beroperasi karena prediksi ada ombak besar. Kata orang-orang di pelabuhan, Agustus adalah awal musim ombak besar. Terpaksa saya harus menginap di pelabuhan. Ibu saya bilang, “Kalau sudah berangkat jangan pulang.”  Senin pagi saya sudah sampai di Kalianget, karena kata seorang pegawai syahbandar yang saya kenal, kapal Express akan berangkat jam 08. 00 WIB. Selesai subuh saya berangkat ke pelabuhan. Saya ngebut, hanya...

Elegan

Hai, Sri Aku ingin mencintaimu dengan elegan, dengan bersahaja. Aku tidak bisa mencintaimu dengan sederhana. Aku tidak tahu tolok ukur cinta yang sederhana. Aku tidak lagi mau mecintaimu dengan metafora-metafora yang tak perlu masuk dalam pikiranmu. Kamu terlalu berharga untuk disuguhi kata-kata klise, ungkapan cinta yang sama sekali tidak realistis. Apalagi kata yang tidak mampu dipertanggungjawabkan. Kamu tidak suka melihatku lebay padamu bukan!  Aku adalah cinta yang pernah kecewa tapi aku tidak mau mengecewakan orang lain. Apabila ada orang lain harus pupus karena aku memilih untuk mencintaimu, semoga lukanya lekas sembuh. Semoga ia bisa mendapatkan cinta yang mampu merawat lukanya, menjaganya dari luka yang lain.  Sri, mungkin saat ini kita tidak perlu sering saling bertutur sapa. Cukup aku tahu kabarmu dan kamu tahu kabarku. Kita akan senantiasa selalu dekat, tanpa sekat kata-kata. Meski kita terbatas untuk saling mengungkapkan rasa, kepercayaan yang senantiasa kita rawa...

Timur Tengah

Hai, Sri Kemarin saya bertamu ke rumah teman saya, Musfiqur Rahman, di Ganding. Kami banyak membicarakan tentang isu-isu Timur Tengah. Dia mahasiswa Pascasarjana Konsentrasi Kajian Timur Tengah. Ada tiga tokoh besar yang mengilhami revolusi Timur Tengah. Sayyid Kutub dari Mesir, al-Maudludi dari Pakistan, dan Ayatullah Khomeini dari Iran. Setahu saya mereka adalah orang-orang yang memahami Islam secara revolusioner sehingga mengilhami terjadinya revolusi di negaranya. Di Indonesia banyak orang-orang yang mengkaji pemikirannya, bahkan mungkin pengikutnya. Pemikirannya banyak “berkeliaran” di berbagai perguruan tinggi. Hanya saja, yang menjadi persoalan bagi saya, mengapa para “pengikut” mereka di Indonesia cenderung radikal, fundamentalis. Saya benar-benar tidak mengerti, Sri, orang-orang ini selalu menyerukan Islam Kaffah, kembali ke al-Qur’an dan Hadits, lalu dibumbui tentang kejayaan imperium Islam di masa lalu, utamanya Dinasti Abbasiyah masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid da...