Perlawanan Karl Marx terhadap Kapitalisme


Judul: Pemikiran Karl Marx
Penulis: Franz Magnis-Suseno
Penerbit: Gramedia
Cetakan: x, 2016
Tebal: xvi+292 halaman
ISBN: 978-602-03-3141-6
Peresensi: Moh. Tamimi*

Pertarungan gagasan antara kapitalisme dan sosialisme selalu menarik dibicarakan. Walaupun, konon, sosialisme telah terkubur gerakannya seiring runtuhnya Uni Soviet. Di Indonesia sendiri, sosialisme yang sudah mempunyai kaitan erat dengan komunis, sudah menjadi semacam phobia seiring kerusuhan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia atau lebih dikenal dengan peristiwa G30S-PKI, walaupun sampai saat ini masih kontroversial siapa dalang kerusuhan tersebut.

Sejauh ini, siapa yang tidak tahu terhadap Karl Marx, kecuali orang-orang yang tidak pernah terjun ke dunia akademisi. Gagasan-gagasan Karl Marx sudah menyebar ke seluruh dunia, terlepas diterapkan atau tidak.
Buku yang ditulis oleh Franz Magnis Suseno ini, menggambarkan secara garis besar mengenai pemikiran sosialisme Karl Marx dan kritik Karl Marx terhadap kapitalisme yang waktu itu merajalela ke berbagai belahan dunia.

Utopia sosialisme Karl Marx diawali oleh kritik Karl Marx terhadap agama. Hal itu, dipicu karena mudahnya sang orang tua Karl Marx yang pindah agama demi sebuah pekerjaan, yang semula Yahudi beralih memeluk Kristen Protestan yang menguasai kendali perekonomian di negara mereka tinggal. Frase yang dilontarkan Karl Marx yang terkenal adalah, "agama itu candu."

Titik tolak pemikiran Karl Marx berawal dari kritik Feurbach terhadap agama. Inti kritik tersebut adalah bahwa bukan tuhan yang menciptakan manusia, tetapi sebaliknya, tuhan adalah ciptaan angan-angan manusia. (hlm.69) Marx menggaris bawahi kritik Feurbach terhadap agama, Marx menulis: "Manusia membuat agama, bukan agama membuat manusia." Akan tetapi, menurut Marx, Feurbach tidak cukup konsekuen karena Feurbach tidak bertanya: mengapa manusia sampai mengasingkan diri ke agama? (hlm. 75)

Bagi Karl Marx, kritik agama harus menjadi kritik masyarakat. Kritik saja percuma kalau tidak mengubah apa yang melahirkan agama. (hlm. 77) Dari situ, Marx menganggap bahwa masalah paling krusial di tengah-tengah masyarakat adalah ekonomi.

Marx menentang keras kapitalisme, kaum pemodal hanya hidup nyaman di atas penderitaan kaum buruh. Kaum buruh yang bekerja, sedangkan para pemodal yang menikmati. Suatu ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan. Marx menginginkan perekonomian yang merata bagi seluruh rakyat. Sosialisme adalah tipe perekonomian yang ideal dan benar-benar ilmiah, menurut Mark, dan kapitalisme akan runtuh dengan sendirinya karena pada akhirnya akan ada pertarungan antar pemodal. Pemodal kecil akan kalah kepada pemodal besar. Sedangkan, dalam persaingan antar kapitalisme adalah berusaha sebisa mungkin supaya produknya laku di pasaran, demikian juga perusahaan yang lain. Sehingga, mereka harus menurunkan harga jual produk dan mengurangi biaya produksi, dengan demikian, kapitalisme sama dengan menuju kehancurannya sendiri.

Selain hal di atas, kapitalisme sangat kejam dalam memperlakukan buruh. Anak-anak dipaksa bekerja demi sesuap nasi dengan jam kerja yang sama dengan orang dewasa. Hanya saja, ada yang dilupakan oleh Kark Marx. Bagaimana jika kaum buruh tingkat kesejahteraannya semakin dijamin? Gaji ditambah sesuai kebutuhan hidup dan jam kerja dikurangi menjadi durasi kerja yang sepantasnya bekerja? Toh, nyatanya, sampai saat ini kapitalisme masih tetap aman-aman saja, tidak hancur sebagaimana perkiraan Karl Marx. Malah sosialisme Marx yang hancur.

Dalam buku ini, Franz Magnis-Suseno bukan hanya mengemukakan pemikiran Karl Marx, tetapi juga mengkritik terhadap beberapa poin pemikiran sosialisme Marx. Buku ini patut dibaca oleh berbagai kalangan akademisi maupun pemerhati sosial, khususnya orang-orang yang bergiat di sosial-ekonomi.

*Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah, bergiat di LPM Fajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tarekat Qadiriyah

Pendekatan Manajerial Psikologikal Sistem (2)

Pendidikan Sosial