Postingan

Beasiswa

Sejak sekitar pukul 10.00 saya berada di depan laptop, mengerjakan berbagai hal, mulai dari baca-baca, mendengarkan lagu, membaca jurnal, dan mencari informasi beasiswa.  Kemarin saat kuliah saya merasa punya keinginan untuk mendaftar beasiswa. Seketika itu juga saya meminta LoA ke kampus. Saat hampir selesai baca jurnal tadi siang saya tiba-tiba ingat tentang LoA yang dijanjikan pihak kampus hari ini. Saya cek email, LoA sudah masuk. Saya melihat beberapa situs beasiswa mulai dari Kemenag, Kemenristekdikti, dan Kemenkeu. Sejujurnya, saya tidak banyak berharap beasiswa ini karena saya tidak punya lagi afiliasi instansi pendidikan.  Ada dua kategori yang membuat saya berpikir ada harapan: jalur pelaku budaya dan jalur stipendium hungaricum. Hanya saja, setelah saya pelajari lebih lanjut sejak tadi siang, sepertinya harapan itu semakin mengecil, mungkin tinggal selebar lubang jarum bagi saya. Sepulang dari shalat ashar di masjid, saya berpikir, mengapa ya saya dari dulu sulit d...

Pesan Bi 5

Hai, apa kabar, Bi? Saya pikir kamu lagi bahagia saat ini. Salah satu tugas terbesarmu telah kamu selesaikan. Percintaanmu juga sudah siuman. Saya senang kamu bisa mengatasi semua itu. Semoga selanjutnya kamu mendapat banyak kebaikan lagi, lagi, dan lagi. Tak ada hal khusus yang ingin saya sampaikan padamu kali ini. Saya hanya ingin mengucapkan selamat atas tahapan-tahapan yang telah kamu jalani dengan baik. Saya senang kamu sudah tidak lagi minder karena perbedaan warna kulit. Saya senang kamu mulai lebih percaya diri. Semoga tak ada diskriminasi lagi terhadapmu. Kita sudah begitu lama tidak saling cerita. Seingat saya, kita terakhir kali saling cerita seputar Aids dan Fungi. Pembahasan tentang Fungi pun tidak begitu mendalam, kita hanya saling cerita lepas tentang bagaimana sebagian perjalanan hidup kita yang telah kita jalani bersama teman-teman kita. Saya hanya merasa senang bisa saling berbagi, saling mendukung, saling mendoakan satu sama lain. Saya kira itu sebuah kebaikan, walau...

Aku Menunggumu di Pasar Turi

Gambar
Aku membayangkan sedang menunggumu datang di sini. Aku pikir, andai aku bepergian bersamamu, mungkin perjalanan ini terasa lebih menyenangkan.  Hanya saja, kau tak ada di sini, tak ada di mana pun. Aku tidak sekadar menunggumu datang dalam ruang tunggu, aku juga menunggumu dalam kehidupanku. Aku selalu dan masih menunggumu sampai saat ini.  Aku tidak membawa buku. Aku ingin membaca buku dalam situasi seperti ini. Aku selalu suka membaca buku saat aku sedang menunggu, seperti menunggu di parkiran saat mama sedang belanja di pasar.  Saat persiapan, aku ingat bahwa aku harus membawa buku untuk kubaca saat benar-benar tak ada aktivitas yang bisa kulakukan selain melihat layar hp bolak-balik. Aku punya buku pdf yang bisa saya baca, tetapi membaca buku fisik punya sensasi yang sungguh berbeda. Aku cepat capai kalau pegang hp. Tak ada yang kutunggu dalam kotak kecil itu, tak ada chat yang kutunggu atau untuk kubalas.  mereka hanya riuh dengan urusannya sendiri, membagikan k...

Mengenang Juni

Aku tidak tahu mengapa bulan Juni disebut sebagai bulan yang tabah, tetapi aku percaya bahwa Juni menjadi bulan yang istimewa bagi sebagian orang, salah satunya bagimu. Selamat mengenang bulanmu di bulan Juli. Selamat ulang tahun. Semoga bulan-bulanmu ke depannya semakin baik. Ini surat pertamaku untukmu. Aku tidak tahu mengapa aku begitu terdorong untuk menulis ini untukmu, mungkin karena aku pernah sedikit berinteraksi denganmu.  Lagu Bad Roses menemaniku saat ini. Aku pernah lihat kamu tulis status bahwa kamu tidak pernah percaya bahwa kamu dicintai dengan sungguh-sungguh oleh seseorang. Aku tidak tahu pasti, dicintai seperti apa yang kamu maksud itu. Aku pernah berpikir seperti itu dahulu--mungkin ini yang mendorongku menulis surat ini--sampai-sampai aku ingin mati rasanya supaya arwahku bisa melihat dari alam sana siapa saja orang-orang yang benar-benar mencintaiku. Bagiku, orang-orang di sekitarku tidak tulus. Alhamdulillah aku tidak perlu mati untuk mengetahui orang-orang ya...

Budi

/1 Ini Budi Ini ibu Budi Ini bapak Budi Budi pergi ke pasar Ibu-bapak guru mengajarkan Budi kepada Budi. Ibu guru selalu marah-marah karena melihat Budi tidak kunjung mengerti sehingga Budi juga selalu marah kepada teman- temannya karena menganggap itu hal yang berbudi. Bapak guru menghukum budi karena budi bertanya satu kambing ditambah satu buku sama dengan berapa. Bapak guru jengkel dan menyuruh budi berdiri lalu berkata, "Ini bukan jurusan saya waktu kuliah, kamu nanti ikut saya ke ruang kosong di belakang sekolah, akan saya ajari kamu." Budi ta menjawab walau dalam pikirannya berkata, “Tetapi kenapa bapak mengajar matematika klau tidak tahu.” Di ruang kosong itu Budi dimangsa. Ibu-bapak guru budi tak berbudi, pergi berbelanja dan jalan-jalan saat jam dinas. Melihat teladan yang dilakukan gurunya, budi bercita-cita, "saya ingin bisa belanja dan jalan-jalam di sela-sela jam dinas." /2 Budi naik ke tingkat sekolah lebih tinggi. Baru masuk sekolah ia sudah ditakut-...

Paksa

Aku tak ingin memaksa seseorang untuk mencintaiku. Aku ingin cinta tumbuh dengan sendirinya, rindang dan meneduhkan dengan siraman hujan kasih sayang yang tak berkesudahan. Malam ini hatiku terasa mellow, untuk melanjutkan pengerjaan proposal disertasi serasa ogah-ogahan. Aku pengen ngomong tapi dengan siapa. Proposalku baru selesai bab satu. Kemarin lusa aku menyelesaikannya.  Kondisi hati sangat berpengaruh terhadap mood belajarku. Kadangkala aku begitu semangat. Kadang-kadang seperti capek tanpa sebab jelas. Aku tidak biasa tidur siang, aku tidur sampai menjelang magrib untuk "lari dari kenyataan." Mungkin aku bisa memaksa diriku sendiri untuk lebih rajin, tetapi hasilnya tentu kurang maksimal. Bila kadung rajin, aku bisa dengan mudah baca puluhan halaman buku teori agak berat. Sayangnya, cinta takkan tumbuh bila tidak ditanam, takkan rindang bila kekurangan unsur hara, takkan meneduhkan bila tak dirawat dengan baik. Pohon yang sudah rindang pun bisa tumbang dengan sendiri...

Purwokerto

Purwokerto adalah kota pertamaku. Aku keluar kota pertama kali ke kota itu bersama kak Roychan dan Kak Syarif pada tahun 2015. Aku sudah dua kali ke sana. Purwokerto tentu punya kenangan tersendiri dalam ingatanku. Cerita ini tentu tidak begitu penting bagiku, aku hanya ingin bercerita dan mengenangnya untukmu. Aku tidak begitu mengerti mengapa aku ingin menceritakannya untukmu. Yang pasti, cinta selalu membawaku kembali padamu, meski kamu tidak begitu mengharapkannya. Tadi siang aku membatalkan tiketku ke Purwokerto, aku pikir aku harus sedikit meregangkan beberapa kegiatannya yang tidak begitu berhubungan langsung dengan kuliahku, terutama terhadap penelitian disertasiku. Aku sudah dua kali gagal pergi ke Purwokerto, semuanya berhubungan dengan kereta. Yang pertama, sekitar tahun 2016 aku mau ke sana untuk menghadiri acara roadshow Memo Puisi, Aku sudah pesan tiket PP, tetapi aku ketinggalan kereta karena jalanan macet di Bangkalan waktu itu selama hampir dua jam. Dengan nada guyon S...