Purwokerto
Purwokerto adalah kota pertamaku. Aku keluar kota pertama kali ke kota itu bersama kak Roychan dan Kak Syarif pada tahun 2015. Aku sudah dua kali ke sana. Purwokerto tentu punya kenangan tersendiri dalam ingatanku.
Cerita ini tentu tidak begitu penting bagiku, aku hanya ingin bercerita dan mengenangnya untukmu. Aku tidak begitu mengerti mengapa aku ingin menceritakannya untukmu. Yang pasti, cinta selalu membawaku kembali padamu, meski kamu tidak begitu mengharapkannya.
Tadi siang aku membatalkan tiketku ke Purwokerto, aku pikir aku harus sedikit meregangkan beberapa kegiatannya yang tidak begitu berhubungan langsung dengan kuliahku, terutama terhadap penelitian disertasiku.
Aku sudah dua kali gagal pergi ke Purwokerto, semuanya berhubungan dengan kereta. Yang pertama, sekitar tahun 2016 aku mau ke sana untuk menghadiri acara roadshow Memo Puisi, Aku sudah pesan tiket PP, tetapi aku ketinggalan kereta karena jalanan macet di Bangkalan waktu itu selama hampir dua jam. Dengan nada guyon Sosiawan Leak berkata padaku di grup Facebook, “Kalau dulu ada pacar ketinggalan kereta, sekarang ada penyair ketinggalan kereta,”
Kedua kalinya adalah sekarang. Kali kedua aku ke Purwokerto adalah untuk presentasi esaiku yang jadi finalis di IAIN Purwokerto (sekarang sudah jadi UIN) pada tahun 2016, acara yang sama dengan kedatanganku yang pertama. Hanya saja, kali itu aku hanya seorang diri.
Aku biasa menggunakan bus, untuk ke Purwokerto biasanya transit di Yogyakarta. Dulu, pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta kurang ramah, terkadang mereka sedikit memaksa untuk mendapatkan uang pada penumpang bus, padaku waktu itu,
Tadi siang, seusai pembatalan tiket, aku jalan kaki dari stasiun Malang ke Malang Town Square (Matos), mall terbesar di Malang Raya. Aku mengunjungi gramedia dan beberapa toko baju dan sepatu, sekedar untuk lihat dulu, tidak membeli satu pun.
Purwokerto mengingatkanku pada banyak hal. Aku ingin menceritakan semuanya untukmu bila kamu mau.
Entah kapan kamu akan membaca tulisan ini setelah aku menuliskannya, itu pun bila kamu baca. Aku harap kamu sedikit merindukan cerita-ceritaku seperti aku yang selalu merindukanmu.
Lutut dan kakiku masih sedikit ngilu karena berjalan kaki selama satu jam-an tadi siang. Aku banyak mendokumentasikan objek tadi siang sepanjang perjalanan pulang.
KR7, 14/5/2023 22.00
Komentar
Posting Komentar