Budi
/1
Ini Budi
Ini ibu Budi
Ini bapak Budi
Budi pergi ke pasar
Ibu-bapak guru mengajarkan Budi kepada Budi. Ibu guru selalu marah-marah karena
melihat Budi tidak kunjung mengerti sehingga Budi juga selalu marah kepada teman-
temannya karena menganggap itu hal yang berbudi. Bapak guru menghukum budi
karena budi bertanya satu kambing ditambah satu buku sama dengan berapa. Bapak
guru jengkel dan menyuruh budi berdiri lalu berkata, "Ini bukan jurusan saya waktu
kuliah, kamu nanti ikut saya ke ruang kosong di belakang sekolah, akan saya ajari
kamu." Budi ta menjawab walau dalam pikirannya berkata, “Tetapi kenapa bapak
mengajar matematika klau tidak tahu.” Di ruang kosong itu Budi dimangsa. Ibu-bapak
guru budi tak berbudi, pergi berbelanja dan jalan-jalan saat jam dinas. Melihat teladan
yang dilakukan gurunya, budi bercita-cita, "saya ingin bisa belanja dan jalan-jalam di
sela-sela jam dinas."
/2
Budi naik ke tingkat sekolah lebih tinggi. Baru masuk sekolah ia sudah ditakut-takuti,
"Awas! Belajar yang banyak, entar tidak lulus UN lho." Budi terus belajar banyak
mengisi otak. Masalah sikap, Budi kurang mengerti. Pokoknya ia lulus nanti dan
mendapat nilai tinggi. Setelah lulus, Budi melanjut ke sekolah yang lebih tinggi lagi.
Lagi-lagi kata yang sangat menakutkan itu menghantui pikirannya, "lulus UN." Budi
berhasil lulus dengan cemerlang lalu ia mencorat-coret baju putih abu-abunya dengan
berbagai warna sebagai wujud ketertekanannya selama ini.
/3
Budi ingin kuliah, ingin melanjutkan cita-citanya dulu sewaktu SD. Budi mendaftar
dengan biaya mahal, cukup untuk memiskinkan keluarganya. Budi diwajibkan ikut ini
dan itu sebelum masuk kuliah, katanya supaya tahan mental dan fisik. Budi digebuk
senior-seniornya sampai mati sebelum meraih cita-citanya. Budi yang malang, budi
yang hilang.
Sumenep, 23 01 2017 05.43
Komentar
Posting Komentar