Surat Cinta Pertama
Sri, kutulis surat ini untuk kukirimkan untukmu. Akan tetapi, tujuan sebenarnya kepada siapa surat kumaksudkan, aku sendiri masih belum mengerti. Yang ingin kutulis adalah surat cinta, entah cinta karena apa dan kepada apa. Intinya, kuingin menulis surat cinta. Itu saja, Sri. Ketika kau bilang mau menerima suratku dengan sukarela, melayang-layanglah aku. Tanpa sayap, aku seolah bisa terbang sebagaimana kupu-kupu, meskipun kecepatannya tak segesit burung ataupun capung. Ya, kayak kupu-kupu itulah, terbangnya ke atas ke bawah, kekapannya seolah tak seimbang, tertatih-tatih menuju mahkota bunga. Meskipun demikian, ia tetap berusaha dan hinggap di pucuk-pucuk bunga. Sri, aku masih ingat apa yang kau katakan kepadaku mengapa kau gemar membaca membaca novel cinta-cintaan, katamu “agar tahu bahwa kisah percintaan tak seindah dalam novel.” Tahu jawaban seperti itu saya tersenyum simpul, walaupun saya tidak menggunakan simpul tali untuk mengikat, apalagi pakai simpul mati. Aku takut, entar ...