Sakit
Hai Sri
Apakah keadaanmu baik-baik saja, kekasihku? Keadaanku baik-baik saja selagi kamu masih mencintaiku, selagi kamu dalam keadaan baik, paling tidak pikiranku tenang.
Tiga hari terakhir aku sedikit meriang dan leher tidak bisa menoleh dengan sempurna, nyeri. Akan tetapi, sekarang sudah mendingan, tidak senyeri tiga hari yang lalu.
Kita harus jaga diri baik-baik, apalagi sekarang masa pandemi, masa pancaroba lagi. Di peralihan musim, biasa rawan penyakit. Kamu tahu, ini karena cuaca tak menentu.
Sri, aku tidak begitu tahu bagaimana kabarmu kini. Hanya saja, jika kamu kurang sehat saat ini, saya hanya bisa mendoakan semoga kamu lekas sembuh. Ini hanya perasaanku. Semoga kamu dalam keadaan sehat wal ‘afiat, sehat jiwa, sehat raga, sehat pikiran, tenteram selalu.
Mamaku juga kurang sehat, beliau sering kedinginan. Lagi, beberapa hari yang lalu, mama periksa mata (kontrol setelah operasi mata), tapi penglihatan beliau masih tidak ada peningkatan, tetap sedikit rabun. Oleh dokter, disarankan tidak menggunakan kacamata selama satu bulan untuk bisa mengetahui perkembangannya bagaimana nanti. Mama menderita katarak.
Duh, Sri kekasihku, pujaan hatiku. Syukur dan doa selayaknya kita terus panjatkan karena begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Nikmat sehat dan segala nikmat yang kita dapatkan, baik disadari atau tidak, sungguh sangatlah besar. Alhamdulillah. Meskipun saya sakit, atau mungkin kamu juga (entah kapan, ini manusiawi), masih ada yang lebih sakit dari kita.
Aku pernah baca kitab terjemahan, setiap mukmin yang terkena penyakit panas, jika sabar, maka Allah akan mengangkat dosa-dosanya.
Maha Suci Allah dengan segala kuasa-Nya. Ia hanya mengkongsletkan sebagian anatomi tubuh manusia, manusia sudah tidak berdaya. Apa yang bisa disombongkan manusia.
Cintaku, doa di setiap nadiku. Sakit badan lebih mudah disembuhkan daripada sakit jiwa, sakit hati. Aku tak mau terjebak dalam pembahasan perihal perasaan, sakit hati. Itu rumit.
Segala doa kupanjatkan kepada Tuhan Semesta Alam untukmu, kasih. Semoga selalu diberi ketenteraman hati, kesehatan badan, dan iman yang terus kokoh sampai akhir nafas.
Sri, bahagialah selalu! Eureka menunggumu.
Semoga engkau, semoga aku, semoga!
Kamar, 5 Desember 2020 20. 25
Sri Riani, Sahabatku, tunggu saja puisiku untuknya:) wkwkkw
BalasHapusBaiklah anak muda, kita bertarung di laut puisi.
Hapus