Eureka Jamala
Hai putriku, Eureka Jamala. Puji syukur alhamdulillah kamu dilahirkan dengan selamat dan sehat. Bapak senang sekali akan kehadirannu, anak kedua bapak yang bapak cintai dan akan selalu bapak cintai. Apakah kamu senang saya menjadi bapakmu?
Eureka, bapak senang kamu terlahir perempuan. Semoga kamu bisa menjalani kehidupanmu dengan baik. Bapak tidak tahu, bagaimana kehidupanmu di masa mendatang, seperti apa zamanmu. Saat bapak tulis ini untukmu, masih tidak sedikit perempuan mengalami persekusi, penomorduaan perempuan masih berlangsung. Semoga di zamanmu hidup, kamu bisa menikmati kemerdekaan sebagai seorang perempuan. Bukan hanya kamu, tetapi semua perempuan.
Eureka, jika suatu hari kamu dan perempuan semasamu masih mengalami persekusi, kamu boleh melawan. Lawanlah, anakku! Lawanlah sepantas kamu mampu melawan.
Jika bapak mengkhayal kamu menjadi perempuan mulia dan dimuliakan seumpama Aisyah, Maryam, Asiyah, atau Khatijah, mungkin selamanya bapak hanya akan terus mengkhayal. Kamu tidak akan mampu putriku.
Walau sekilas, bapak mengagumi sosok Sayyidah Nafisah. Beliau adalah guru imam-imam besar dalam Islam, seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, Dzun Nun AL-Misri. Bapak sangat kagum dengan sosok beliau. Mungkin sosok beliau tidak begitu populer di kalangan orang kebanyakan daripada empat perempuan di atas atau sang sufi perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah.
Bagiku, Sayyidah Nafisah adalah seorang guru, akademisi, yang begitu cemerlang pada masanya. Sudah tahukah kamu ke mana arah pembicaraan bapak ini, putriku?
Bukan maksud bapak kamu harus saling unggul-mengungguli satu sama lain, baik dengan laki-laki maupun sesama perempuan. Lakukan hak dan kewajibanmu sebagai perempuan dengan sebaik mungkin, tentunya sesuai koridor Islam.
Mungkin kamu akan bertanya, “Mengapa aku tidak dikasih nama Sayyidah Nafisah saja?”
Bapak punya alasan tersendiri untuk itu.
Suatu ketika, seorang ilmuan Yunani, Archimedes, masuk ke tong air lalu beberapa saat kemudian ia berteriak “Eureka” yang artinya adalah “Aku telah berhasil menemukannya.” Bagian ini, tidak jauh berbeda dengan pemberian nama kakakmu, Eureka Tamaam. Sedangkan asal usul Jamala adalah Jaamala, tetapi bapak peringkas menjadi Jamala, biar kekinian.
Ingat, Jamala di sini artinya bukan unta betina (jamalah), tetapi bersikap baik atau ramah. Bapak pikir, nama yang cukup feminis adalah Jamilah yang artinya indah/cantik. Timbul pertanyaan di benak bapak, apanya yang indah atau cantik?
Anakku, kamu dilahirkan bukan untuk dijadikan pajangan. Jadilah berguna. Jangan mau dideskreditkan oleh laki-laki maupun orang lain. Rendah hati dan ramahlah pada orang lain, seperti namamu, temukan kerendahhatian itu dalam dirimu.
Semoga setiap nafasmu diridhoi oleh Allah. Hari-harimu penuh gairah, penuh semangat.
Baik-baik di sana putri cantikku. Saat ini bapak masih mau menjemput ibumu dalam takdir.
Sera Tengah, 19/10/2020 19.35
the fantastic imagination...
BalasHapusterlahir sebelum yang melahirkan lahir ^_^
Haha... terimakasih...
HapusBesanan yuk
BalasHapusHayuk.... mana anakmu?
Hapus