Menyebalkannya Para Peminjam Buku
Oleh: Moh. Tamimi*
Tulisan ini saya dedikasikan kepada para sindikat peminjam buku legal tetapi menyebalkan karena sudah sekian lama tidak mengembalikan buku pinjamannya dengan berbagai alasan berdasarkan jenis buku yang dipinjam serta alasan keperluan peminjam saat negosiasi peminjaman.
Alasan peminjaman buku ditinjau dari jenis buku yang dipinjam:
Jenis buku sastra
Jenis buku ini biasanya adalah jenis buku yang paling banyak digemari untuk dipinjam, entah sebagai refleksi otak untuk sekadar bersenang-senang dalam dunia fiksi, entah untuk merayu cewek/si doi, atau memang untuk mendalami khazanah kesusastraan itu sendiri lewat karya sastra, atau sekadar untuk mempelajari pola tuang sastrawan tersebut, bermacam-macam lah alasannya.
Akan tetapi, para peminjam buku jenis ini juga menempati deretan teratas dalam hal lamanya meminjan buku alias lama tidak dikembalikan.
Mereka-meraka ini, merajuk dan merayu saat mau meminjam buku, mendiam dan membisu saat disuruh cepat mengembalikannya. Alasannya pun bermacam-macam. Ada yang bilang “Buku puisi itu harus dibaca beulang-ulang, Mi, tidak cukup hanya satu kali. Setiap kali dibaca lagi akan menemukan pemaknaan baru dari puisi itu,” begitu kata peminjam buku genre puisi.
Berbeda halnya dengan buku sastra genre novel, “Novelnya bagus, bos, saya sangat suka, saya sudah membacanya sebanyak lima kali,” kata peminjam buku novel dengan bangganya sampai lupa bahwa sudah berbulan-bulan dia tak kunjung mengembalikan buku saya.
Jenis buku ilmiah
Nah, untuk peminjam buku ini, rata-rata orang yang meminjam buku ke saya, jarang sekali meminjam karena suka, tetapi karena sedikit terpaksa, nihil sekali kalau karena suka buku –buku yang bikin ruwet kepala. Kebanyakan dari mereka karena ada tugas sekolah, kuliah, organisasi, atau karena ingin ikut lomba, tetapi karena tugas kuliah lebih mendominasi dari ketiganya.
Kalau peminjam buku karena betul-betul ingin mendalami belantara pemikiran sungguh memperihatinkan, bisa dihitung dengan jari satu tangan lah.
Meskipun jumlah peminjam buku ilmiah lebih sedikit daripada peminjam buku sastra, tetapi kalau soal lamanya meminjam tidak kalah mangkelin bin menyebalkannya dengan peminjam buku sastra sebagaimana saya ceritakan di atas.
Ada salah seorang teman saya yang meminjam buku jenis ini (kumpulan esai) sampai lebih satu tahun, nyaris satu dua tahunan kurang dikit. Kabar terakhir yang saya dapat, dia sedang bekerja ke luar kota.
Alasan peminjam buku ini juga bermacam-macam, kebanyakan bilang lupa, ada juga yang pura-pura lupa, dan ada pula yang menunggu lupanya pemberi pinjam buku. Beginilah sebagian alasannya saat disuruh segera mengembalikan bukunya.
“Aduh, lupa, bos, bukunya gak dibawa tadi, kamu gak chat, telpon, atau sms aku siih.”
Orang tipe ini ke-PD-an tinggi banget atau bagaimana, saya kurang tahu. Memangnya bukunya buku siapa! Orang yang berkewajiban mengembalikan siapa coba!
“Kamu sekarang atau hari Senin punya jadwal ngampus gak? Kalau ada nanti saya bawa.”
Kalau tipe orang seperti ini biasanya adalah yang agak sok sibuk, walaupun kerjaannya hanya kongkow-kongkow saja. Intinya, tipe peminjam buku yang seperti ini selalu jadwal orang lain harus menyesuaikan dengan jadwal dirinya sendiri.
Nah, sedangkan tipe peminjam seperti yang akan di sebut ini, silahkan anda sendiri yang menilainya, betapa eehnya bin menyebalkannya ini orang.
“Parani ya, bos, kapan kamu bisa?”
Kalau sudah bilang begitu, enaknya mau digimanain itu orang menurut kalian? Orang tipe yang sangat menyebalkan ini, saat mau pinjam langsung datang mau minjam buku, tetapi balik nyuruh marani saat diminta mengembalikan buku
Demikianlah potret buram perilaku pinjam meminjam buku. Hal itu bukan hanya terjadi di sekitar tempat saya, Sumenep, tetapi juga terjadi di mana-mana di berbagai kota berdasarkan penuturan teman-teman saya.
Saya sempat berpikir, apakah mereka memegang teguh pernyataan Gusdur ya, “Orang yang memberi pinjam buku adalah bodoh dan lebih bodoh lagi orang yang meminjamnya tetapi dikembalikan.”
*Korban peraktek gelap peminjam buku.
Ditulis pada tahun 2016, salah satu buku yang saya ceritakan di atas ada yang masih belum dikembalikan sampai sekarang.
Komentar
Posting Komentar