Pertemuan di tepi jurang kesedihan



Semar jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Nini Towok. Foto: Moh. Tamimi/Lokasi: Candi Tegawangi, Kediri.










Aku hanya ingin mencobanya lebih baik lagi daripada sebelumnya. Hari ini, masih kupendam cintaku padamu. Aku merasa, kamu benar-benar berbeda dari perempuan-perempuan yang selama ini kutemui. Semoga aku bisa meminangmu, menikahimu, dan menjalani hidup bersamamu selamanya dengan sepenuh cinta yang kita miliki.

Pertemuan pertama itu sangat mengesankan bagiku, kamu tampak ramah, hangat menyapaku walaupun kita tidak pernah bertatap muka sebelumnya, atau aku yang tidak menyadari. Sungguh, aku jatuh hati padamu dalam obrolan pertama itu.

Kamu benar-benar menunjukkan kecantikan yang memancar dari dalam dirimu, kecantikan yang bersumber dari kebaikan hatimu. Aku tak ingin melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Berulang kali kujatuh, namun saat itu aku harus bangkit. Kebangkitanku kali ini terasa lebih spesial karena tahu-tahu aku bertemu kamu di bibir jurang, kamu yang baru saja keluar dari jurang kesedihan.

Sedangkan aku, hampir, hampir saja sampai pada ladang harapan, sebuah tempat yang kuingin bisa memanen suka lara kehidupan bersamamu. Aku memang tidak bisa menjanjikan kebahagian karena kebahagian perlu kita ciptakan bersama, jalani bersama, sampai waktu yang fana sirna bagi kita, kita berada dalam keabadiaan yang tidak satu orang pun tahu seperti apa kelak.

Raihlah jari jemariku, genggam erat tanganku, tarik aku dari lembah kesunyian ini. Kau sudah di tepi jurang duluan bukan!

Mari kita duduk bersama sejenak untuk melihat kembali jurang kepedihan yang teramat dalam itu sebelum kita bersama-sama mengitari tanah lapang kehidupan yang maha luas ini.

Semoga aku dan kamu terkenang dalam kehidupan yang indah nan bersahaja.

Semoga!

29-30 April 2021 11.01


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tarekat Qadiriyah

Pendekatan Manajerial Psikologikal Sistem (2)

Pendidikan Sosial