Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Perasan Terakhir

Gambar
Kali ini aku berada dalam kengawuran yang nyata. Tidak percaya? Baca saja! Ariza menghapus komentarnya sebelum sempat kubaca. Emila menyuguhkan janji, keinginannya yang harus selalu kutagih. Bi, kamu terbaik malam ini. Khafsiyah belum baca tulisanku yaa? Obik hanya “Wadidau", aku tidak tahu apa maksudmu. Sul paketannya lagi nipis, semoga cepat bisa tebal kembali yaa! Banyak yang bilang aku lagi nyari bini, payah kalian semua. Aku memeras otakku sebisa mungkin, semakin kuperas, semakin banyak isinya (kata-kata yang terus berhimpun). Tidur tanpa pelukan tak asyik. Ra, bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar dedek yang itu tuh ra, dedekku. Hahaha. Perutku kayaknya mulai tidak beres,  semoga diparingi kesehatan! Pikiranku teringat ke Ari Lasso, Dewa 19, Elang, Kamulah satu-satunya, Kangen, Kirana, Roman Picisan, Arina Mirzani, sudah kosong, telur, mie goreng, terlalu berarti. Aku inhim bernyanyi seperti di rumah. Mama, aku ingin pulang. Ada Nike Ardilla di kepalaku. Kamu cantik...

Pesan Bi

Gambar
Hai, Bi! Apa kabar? Aku merasa sudah lama sekali tidak menyapamu secara khusus. Terima kasih pesan-pesanmu padaku, meskipun dengan bahasa belepotan aku suka pesan-pesanmu. Semoga kuliah dan kariermu lancar yaa.... Bi, aku sekarang ada di Pulau Gili Raja, lebih dekat secara jarak, lebih jauh secara perjalanan denganmu. Kamu aman kan di zona merah itu? Semoga aman lah yaa, aku mengkhawatirkanmu. Belum siap rasanya kehilanganmu. Kamu masih belajar tumbuh-tumbuhan kan, Bi, seperti daun-daun yang pernah kau ceritakan kepadaku di rumahmu. Aku masih ingat sore itu, kamu berbicara panjang lebar, aku menatapmu tajam. Aku tidak yakin kamu mau dipaksa, Bi. Maafkan aku telah meragukanmu. Malang masih dingin ya? Atau sudah gerah? Hahaha... Aku takkan menyerah kok, menyerah pada keadaan. Aku juga berusaha belajar tumbuh-tumbuhan,  ikan-ikan, energi, hewan-hewan juga. Aku belajar asal-usul, aku belajar hal-hal yang tidak begitu akrab denganku. Aku yakin aku bisa, hanya satu yang s...

Pikiran Menikah

Gambar
Aku sempat berpikir, “bagaimana kalau aku tidak menikah saja.” Jangan kira aku tidak nafsu lihat perempuan cantik dan bahenol, sungguh nafsuku meluap-meluap, pengen langsung cepet beristri. Namun, apakah hanya untuk urusan “itu" ketika seorang memutuskan untuk menikah? Aku rasa tidak juga (masih ragu mau jawab bagaimana). Suatu ketika, teman laki-lakiku pernah bilang padaku, “jangan bayangkan menikah itu seindah yang diceritakan orang-orang, kamu akan kecewa.” Apalagi, katanya, hanya untuk urusan gitugituan, menikah harus diniatkan ibadah. Aku sering melihat suami-istri-anak bertengkar, dari situ aku semakin yakin bahwa menikah bukan menyelesaikan masalah percintaan. Aku percaya, cinta tak ada hubungannya dengan nafsu. Keduanya itu sama sekali hal yang berbeda. Sering kuberpikir, tidak ada orang yang tulus mencintaiku. Aku juga (sampai saat ini) tidak lagi mencintai seseorang sepenuh hati. Mungkin hatiku sudah nyaris mati, walau nafsu tetap jalan kencang. Oleh karena ...