Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Maling Khas Madura

Oleh: Moh. Tamimi Kamu masih ingat tidak, lagu Trio Macan, itu loh yang personelnya kayak macan beneran, bajunya, tentang maling. "Maling kau maling kau maling, jangan teriak maling, bila kau maling, jangan berisik." ingat kaan? yaelah, masah gak ingat, itu kan lagu yang sering kamu nyanyikan di kamar mandi sambil jingkrak-jingkrak. Kira-kira, malingnya siapa yaa? orang Madura bukan ya? yang dicuri apa ya? kalau yang dicuri sapi, kemungkinan besar itu orang Madura. Akan tetapi, kalau yang dicuri adalah hati loe, yaa gue lah itu orangnya. Siapa lagi yang sok ganteng di sini kalau bukan gue, Tamimi ini. Toh gak orang lain di sini kucuali you and me. Entar dulu, saya kok penasaran dengan maling itu ya? Kalau maling yang sering mencuri uang di senayan itu, saya gak mau tanya lagi, terlalu banyak vrooh. Kalau seandainya Khalifah Harun Ar-Rasyid bertanya lebih banyak mana antara bintang di langit dan ikan di lautan ke Abu Nawas, maka dalam konteks kekinian kira-kira begini p...

Etika Berpolitik Sehat

Judul: Etika Politik Penulis: Franz Magnis-Suseno Penerbit: Gramedia Cetakan: 2016 (edisi revisi) Tebal: xxx+536 halaman ISBN: 978-602-03-3470-7 Peresensi: Moh. Tamimi* Carut marut politik yang penuh intrik sering kali membuat publik apriori terhadap politik, menganggap kalau politik pasti kotor, dunia penuh kebohongan. Padahal, politik, sejatinya tidak demikian. Wajar, jika ada anggapan demikian, karena setiap hari yang nampak di televisi maupun di berbagai media lainnya yang nampak adalah korupsi, saling menyerang, dan perilaku para politikus yang jauh dari kata bermoral. Hadirnya buku ini, Etika Politik, bukan untuk menceramahi para politisi yang banyak korupsi itu, melainkan memberikan pandangan-pandangan dasar pada pembaca tentang bagaimana harkat kemanusiaan dan keberadaban kehidupan masyarakat dapat dijamin berhadapan dengan kekuasaan negara modern, terlebih tiga ratus terakhir. Wewenang negara dalam menerapkan hukum harus didasarkan terhadap nilai-nilau keadilan dan...

Cerita dari Pulau Oksigen

Oleh: Moh. Tamimi Berjalan sepanjang 1 kilometer mungkin bukan sesuatu yang berat bagi kami sebagai orang desa. Akan tetapi, kami tak habis pikir betapa bingungnya para wisatawan nanti jika sampai ke sini (Gili Iyang) tidak menemukan transportasi apa-apa. Kami baru bisa menyewa motor 3 roda keesokan harinya ketika pihak keluarga Kades (Kepala Desa} membantu kami mencari sewaan motor tiga roda tersebut, malam sebelumnya dan seterusnya sampai kembali, kami menginap di rumah Kades itu. Menggunakan motor tiga roda kami menyusuri 4 dari 5 lokasi wisata di Gili Iyang yaitu Wisata Oksigen, Gua Sarepa, Batu Canggha, dan pantai Ropet. Satunya lagi yang tidak sempat kami kunjungi adalah Gua Air. Jangan Anda bayangkan bahwa tempat wisata oksigen itu adalah tempat yang indah bagaikan alun-alun kota, lokasi oksigen itu hanya berupa lahan biasa yang dibiarkan sebagaimana adanya, hanya terdapat gubuk bambu reot di situ yang memang milik si Bapak tuan tanah (Bapak Sahlan). Kakek tua ren...