Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

Budi

/1 Ini Budi Ini ibu Budi Ini bapak Budi Budi pergi ke pasar Ibu-bapak guru mengajarkan Budi kepada Budi. Ibu guru selalu marah-marah karena melihat Budi tidak kunjung mengerti sehingga Budi juga selalu marah kepada teman- temannya karena menganggap itu hal yang berbudi. Bapak guru menghukum budi karena budi bertanya satu kambing ditambah satu buku sama dengan berapa. Bapak guru jengkel dan menyuruh budi berdiri lalu berkata, "Ini bukan jurusan saya waktu kuliah, kamu nanti ikut saya ke ruang kosong di belakang sekolah, akan saya ajari kamu." Budi ta menjawab walau dalam pikirannya berkata, “Tetapi kenapa bapak mengajar matematika klau tidak tahu.” Di ruang kosong itu Budi dimangsa. Ibu-bapak guru budi tak berbudi, pergi berbelanja dan jalan-jalan saat jam dinas. Melihat teladan yang dilakukan gurunya, budi bercita-cita, "saya ingin bisa belanja dan jalan-jalam di sela-sela jam dinas." /2 Budi naik ke tingkat sekolah lebih tinggi. Baru masuk sekolah ia sudah ditakut-...

Paksa

Aku tak ingin memaksa seseorang untuk mencintaiku. Aku ingin cinta tumbuh dengan sendirinya, rindang dan meneduhkan dengan siraman hujan kasih sayang yang tak berkesudahan. Malam ini hatiku terasa mellow, untuk melanjutkan pengerjaan proposal disertasi serasa ogah-ogahan. Aku pengen ngomong tapi dengan siapa. Proposalku baru selesai bab satu. Kemarin lusa aku menyelesaikannya.  Kondisi hati sangat berpengaruh terhadap mood belajarku. Kadangkala aku begitu semangat. Kadang-kadang seperti capek tanpa sebab jelas. Aku tidak biasa tidur siang, aku tidur sampai menjelang magrib untuk "lari dari kenyataan." Mungkin aku bisa memaksa diriku sendiri untuk lebih rajin, tetapi hasilnya tentu kurang maksimal. Bila kadung rajin, aku bisa dengan mudah baca puluhan halaman buku teori agak berat. Sayangnya, cinta takkan tumbuh bila tidak ditanam, takkan rindang bila kekurangan unsur hara, takkan meneduhkan bila tak dirawat dengan baik. Pohon yang sudah rindang pun bisa tumbang dengan sendiri...

Purwokerto

Purwokerto adalah kota pertamaku. Aku keluar kota pertama kali ke kota itu bersama kak Roychan dan Kak Syarif pada tahun 2015. Aku sudah dua kali ke sana. Purwokerto tentu punya kenangan tersendiri dalam ingatanku. Cerita ini tentu tidak begitu penting bagiku, aku hanya ingin bercerita dan mengenangnya untukmu. Aku tidak begitu mengerti mengapa aku ingin menceritakannya untukmu. Yang pasti, cinta selalu membawaku kembali padamu, meski kamu tidak begitu mengharapkannya. Tadi siang aku membatalkan tiketku ke Purwokerto, aku pikir aku harus sedikit meregangkan beberapa kegiatannya yang tidak begitu berhubungan langsung dengan kuliahku, terutama terhadap penelitian disertasiku. Aku sudah dua kali gagal pergi ke Purwokerto, semuanya berhubungan dengan kereta. Yang pertama, sekitar tahun 2016 aku mau ke sana untuk menghadiri acara roadshow Memo Puisi, Aku sudah pesan tiket PP, tetapi aku ketinggalan kereta karena jalanan macet di Bangkalan waktu itu selama hampir dua jam. Dengan nada guyon S...

Kereta

Dulu ada seorang teman cerita tentang jalur kereta di Madura ke saya. Awal mula ada seorang teman tentang jalur kereta dan kilas sejarah Madura kepadaku. Aku jawab tidak tahu pasti, hanya saja sebagian rel kereta masih terlihat jelas persis di sisi barat sepanjan jalan raya Sampang-Bangkalan. Teman saya ada yang menyambung bahwa gerbong kereta itu untuk mengangkut tebu karena gula menjadi komoditas unggul pada waktu itu. Ia bilang jalurnya sampai Saronggi. Saya kira itu adalah jalur rel terakhir, ternyata sampai Kalianget.  Terkadang aku tertarik untuk mengetahuinya, hanya saja ia sebatas sampai ubun-ubun, jari-jariku terlalu malas untuk mencari berbagai referensi yang membahasnya kendati bisa dengan mudah didapatkan.  Kereta punya kenangan tersendiri dalam perjalanan hidupku. Terima kasih atas segala pengetahuanmu, atas diskusimu yang semakin membuka wawasanmu. Seringkas apapun pengetahuan itu, ia selalu selalu berharga untuk hidup ini. Aku salah memahami tentang kegunaan dan...

Curhat

Hai, Eureka, Apa kabar? Sepertinya selain curhat lisan aku juga butuh curhat tulisan. Ada beberapa hal yang hanya ingin kutuliskan daripada kulisankan.  Kutulis surat ini sambil mendengarkan lagu-lagu korea yang tidak kumengerti liriknya sama sekali. Sengaja kulakukan supaya aku bisa lebih menikmati musiknya daripada mencoba memahami liriknya yang terkadang menyebalkan untuk lagu-lagu cinta. Pikiranku seolah tidak ingin istirahat untuk membayangkan banyak hal, Eureka. Aku terus berusaha membenahi berbagai kebiasaan diriku, mulai dari yang terlalu santai sampai yang terlalu ambisius untuk kuraih. Jujur saja, menjadi ambisius tidak begitu enak. Aku selalu dicengkeram masa depan, padahal cukup masa lalu yang membayang-bayangi diri ini. Malam memberiku ketenangan untuk rehat dari berbagai aktivitas yang terlihat begitu menggairahkan tetapi otakku selalu merancang berbagai skema yang belum tentu bisa dilakukan oleh tubuhku. Aku berusaha mencatat seringkas mungkin kehidupan yang begitu p...

Manusia

Sebagian manusia berusaha mati-matian untuk sampai pada titik heningnya hanya supaya diisi impian besarnya. “Dengarkan ini sebelum tidurmu. Bangun, lalu bawa maknanya seumur hidupmu!”  (Halim M Khoiri) "Manusia sempurna adalah manusia yang dirinya meniada sehingga Tuhan nyaman untuk mengisi ketiadaan itu dengan dirinya." (Halim M Khoiri) Tapi, manusia sempurna hanya ada dalam bayangan orang lain bukan? 10-12/5/23

Cita-cita

"Aku akan mengingat orang-orang yang menertawakan cita-citaku." Sekilas tebersit kalimat seperti itu dalam pikiranku bila orang-orang sinis dengan cita-citaku, tetapi buru-buru kutepis karena aku ingin mencapai cita-citaku itu bukan untuk mereka atau membuktikan apapun pada mereka. Standarisasinya ada dalam diriku bukan pada mereka. 8/5/23

Egaliter

Aku selalu memimpikan sebuah komunitas yang beroperasi secara egaliter. Aku tahu menjadi egaliter tidaklah mudah di tengah orang-orang yang selalu mencoba untuk mendominasi di berbagai kesempatan. 8/5/23