Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Luka

Hai, Sri. temanmu sedang luka. Apa yang bisa kita bantu untuk temanmu ini. Sebaiknya kita membantunya dengan sebaik-baik bantuan. Aku, kamu, dan dia pernah merasakan luka bukan? Seperti kata Joko Pinurbo, “Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.”* Ada dua macam luka, luka raga dan luka batin. Ada banyak cara mengekspresikan luka, salah satunya menangis. Ada banyak cara dalam menangis, salah satunya menahan air mata. Ada banyak cara menahan air mata, salah satunya menertawakan kesedihan. Ada banyak cara menertawakan kesedihan, salah satunya aku tak tahu. “Seandainya cinta ini tak pernah terjadi, tak ‘kan ada air mata dan hati perih terluka,” kata Ari Lasso.** Sri, aku tidak tahu menyembuhkan luka perempuan. Mungkin kamu tahu, Sri. Bagiku, tidak ada orang yang bisa menyembuhkan luka orang lain. Hanya ia yang bisa menyembuhkan lukanya sendiri. Temanmu adalah seorang magister. Jika ia luka dan harus menangis, semestinya menangis secara intelek. Ia hendaknya menganalisis tangisnya s...

Eureka Jamala

Hai putriku, Eureka Jamala. Puji syukur alhamdulillah kamu dilahirkan dengan selamat dan sehat. Bapak senang sekali akan kehadirannu, anak kedua bapak yang bapak cintai dan akan selalu bapak cintai. Apakah kamu senang saya menjadi bapakmu? Eureka, bapak senang kamu terlahir perempuan. Semoga kamu bisa menjalani kehidupanmu dengan baik. Bapak tidak tahu, bagaimana kehidupanmu di masa mendatang, seperti apa zamanmu. Saat bapak tulis ini untukmu, masih tidak sedikit perempuan mengalami persekusi, penomorduaan perempuan masih berlangsung. Semoga di zamanmu hidup, kamu bisa menikmati kemerdekaan sebagai seorang perempuan. Bukan hanya kamu, tetapi semua perempuan.  Eureka, jika suatu hari kamu dan perempuan semasamu masih mengalami persekusi, kamu boleh melawan. Lawanlah, anakku! Lawanlah sepantas kamu mampu melawan. Jika bapak mengkhayal kamu menjadi perempuan mulia dan dimuliakan seumpama Aisyah, Maryam, Asiyah, atau Khatijah, mungkin selamanya bapak hanya akan terus mengkhayal. Kamu t...