Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Ulang Tahun Aurora

Oleh: Moh. Tamimi* Aurora baru saja terbangun dari tidur panjangnya, walaupun tak dilihatnya sosok pangeran yang mengecupnya saat tidur pulas lalu tersenyum saat kelopak matanya terbuka di pagi itu. Hari itu adalah hari ulang tahunnya. Ia merayakan sendiri dalam sangkar emasnya yang tak kunjung disepuh kembali oleh pandai emas. "Aku berharap tak merayakan hari ulang tahunku sendiri dan aku mendapat suprise yang tak terlupakan sampai aku tertidur kembali,"  ungkapnya dalam batin sembari mengepalkan kedua telapak tangannya, penuh pengharapan. Dinding-dinding kamar Aurora seperti gedung mati peninggalan sejarah yang sudah tak berpenghuni, walaupun demikian, ia tak melihat jaring laba-laba di sudut kamarnya ataupun sekedar perseteruan antara tokek dan cicak. Garis-garis retak adalah ornamen satu-satunya dinding itu, semua warna cerah sudah tak terang lagi, kusam penuh debu. "Aku ingin ada yang menemaniku walaupun binatang-binatang tak bersuara, sekadar untuk meyak...

Putri Kamboja dan Pangeran Air

Gambar
Oleh: Moh. Tamimi Seorang putri selalu meminta untuk dibacakan sebuah cerita menjelang tidurnya, Putri Kamboja namanya. Dibacakanlah sebuah cerita oleh sang Pangeran Air menjelang tidurnya, malam itu tentang kelinci dan pasukannya. Sang putri kecanduan dan terpukau dengan cerita sang pangeran, ia selalu minta lagi, lagi, dan lagi. Meskipun demikian, sang Putri tak ingin ia disebut seorang putri manja.  Mungkin sebelumnya ia banyak mendengar tentang putri yang selalu berdiam diri di kastil menunggu seorang pangeran tampan menjemputnya. Ia ingin menjadi putri yang kuat, katanya. "Aku adalah perempuan tangguh dan heroik," tuturnya pada Pangeran Air. "Baiklah, kamu adalah seorang putri yang baik, cantik, dermawan, kuat menghadapi setiap tantangan, kayak super hero," jawab Pangeran Air menuruti. "Kayak siapa?" "Wonder Women." "Gak mau" "Lalu?" "Emm seperti siapa yaa?" Putri Kamboja menelengkan kepalanya me...