Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Wanita, Pondok, dan Sastra

Oleh: Moh. Tamimi * Wanita sebagai makhluk antik dengan segala keunikannya itu banyak mengilhami para penyair untuk berkarya. Jangankan penyair, filosof sekelas Aguste Comte saja, apalah daya jika tidak ada wanita pujaannya yang melatari filsafat positivisme-nya. Karya master piece Kahlil Gibran, The Broken Wing’s , yang mengisahkan cinta bertepuk sebelah tangan, belum tentu tercipta kalau bukan karena wanita yang dicintainya setengah mati, sepenuh hati. Soekarno tanpa istri-istrinya, aduh betapa galaunya. Sayangnya, atau sekelas kata memperihatinkan, wanita selalu dijadikan objek atas hampir segala hal. Sumber kejahatan, wanita. Sumber kemaksiatan, wanita. Sumber keberhasilan ini, jangan sampai lupa, juga karena wanita. Di balik laki-laki yang sukses, ada wanita yang hebat, kata Mario Teguh. Jangankan laki-laki kelas teri,  kalau sholat adalah tiang agama, maka wanita adalah tiang negara. Negara ini sudah kelas kakap loh. Namanya juga tiang, seperti tiang rumah, dilihat dari...